https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Profil Imam Muda Masjidil Haram yang Berparas Menawan, Ternyata Berasal dari Pulau Penghasil Garam Ini

Imam Muda Masjidil Haram, Syech Abdul Basith Musfi,Lc,MA., saat memberikan tausiah di Mesjid Agung Palembang, Minggu (28/1/2024). -Foto: Kemas/Sumateraekspres.id-

Selanjutnya pada pertengahan tahun 2014 saya mempersiapkan segalanya untuk mendaftar kuliah ke Timur Tengah (Timteng). Kecuali berkas-berkas persyaratan yang belum diterjemahkan. Waktu itu saya mengeluarkan uang kurang lebih sebesar Rp1 juta untuk mengurus pendaftaran.

Sambil menunggu kemudahan dan dapat memenuhi kekurangannya, beberapa hari kemudian dirinya diajak teman ke Makassar, Sulawesi Selatan. 

Bukan untuk jalan-jalan, namun pada waktu itu teman menyampaikan jika ada Masjid yang membutuhkan Imam untuk sholat lima waktu dan tarawih selama bulan Ramadhan. Setelah menunggu hari libur kursus bahasa Arab, dia pun berangkat dengan akomodasi dan transportasi yang sudah disiapkan oleh DKM Masjid. 

Bismillah, sampai di Makassar, hari-hari pun dia lalui sampai selesai bulan Ramadhan.

Nah, setelah semua berkas lengkap, Basith pun melakukan pendaftaran via online di website Universitas Islam Madinah dan ikut muqobalah (tes seleksi) yang kebetulan waktu itu juga diadakan di Makassar. 

Sambil menggunakan hasil kelulusan tahun 2015, dia berkuliah di salah satu Universitas swasta di Makassar. Selama satu setengah tahun saya menunggu hasil tes, Alhamdulillah akhirnya dirinya dinyatakan lulus.

Setelah semua nama-nama yang diterima sudah terlampir di website kampus, dia pun segera mengurus Ijro’at keberangkatan, mulai dari pemberkasan, visa, hingga tiket. 

Pengurusan keberangkatan tidak terlihat seperti biasanya, calling visa dikenakan biaya rusum 2000 SR (Sudia Real), jika dikurskan ke rupiah kurang lebih Rp. 8 juta. Diapun harus melunasi pembayaran itu semua.

'Saya punya simpanan sedikit selama menjadi imam Masjid di Makasar, tapi qadarullah Allah takdirkan saya menikah sebelum pengumuman kelulusan. Simpanan itu saya gunakan untuk keperluan pernikahan, sebut Basith. Dalam posisi itu, dia mencoba berkomunikasi dengan ustadz Abdul Khamil, Manager Lazismu Kabupaten Jember. 

Beliau pun merespon baik dan mengikhtiarinya. Lumayan lama tidak ada kabar waktu itu, sementara pelunasan biaya visa semakin dekat sampai pada akhirnya saya berkomunikasi dengan salah satu ustadz perihal problem saya waktu itu. Saya sampaikan kepada beliau, 

'Saya mau pinjam uang buat pelunasan biaya keberangkatan saya. Barangkali ada orang-orang terdekat antum yang mau menalangi biaya keberangkatan saya, InsyaAllah saya akan kembalikan setelah punya uang”. Beliau menjawab, datanglah besok.

Esok hari saya datang ke beliau, beliau menyanggupi kebutuhan yang saya sampaikan itu. Saya pun membayar biaya pengurusan pra keberangkatan waktu itu dengan uang pinjaman ustadz tadi.

Suatu hari setelah pelunasan saya sampaikan ke ustadz Kamil, “Alhamdulillah saya sudah melunasi biaya pengurusan keberangkatan saya, ada salah satu Muhsinin yang membantu pelunasannya. Terkait permohonan bantuan dana keberangkatan yang saya kirim ke Lazismu saya batalkan, terimakasih banyak atas respon Lazismu”. Waktu itu yang saya dengar di grup WA, pihak Lazismu sudah memproses permohonan saya.

Setelah itu ustadz Khamil menjawab, InsyaAllah akan tetap dicairkan dan bisa buat tambahan bekal di perjalanan, harapan Lazismu nanti antum kembali ke Indonesia terkhusus kembali ke pesantren modern Muhammadiyah di Pakusari, jember”

MasyaAllah. Benarlah firman Allah SWT dan sabda Rasul-Nya Muhammad SAW, “Jika engkau menolong agama Allah, ia akan menolongmu, dan barang siapa yang mewakafkan waktunya untuk Al-Qur’an, Allah akan cukupkan (beri kemudahan) baginya urusannya di dunia lebih lagi di akhirat."

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan