Sinar Mas Pastikan Zero Hotspot

PALEMBANG - Tahun ini diperkirakan musim kemarau lebih kering, sehingga potensi hotspot lebih tinggi dibanding sebelumnya. Mengantisipasi itu, Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas Region Ogan Komering Ilir (OKI) melakukan berbagai persiapan, mulai dari  peralatan dan personil sebagai antisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Fire Operation Management Head APP Sinar Mas Region OKI, Panji Bintoro mengatakan pihaknya memastikan tahun ini zero hotspot. Untuk itu, pihaknya telah melakukan berbagai persiapan apalagi tahun ini diprediksi lebih panas dari tahun sebelumnya. "Kami antisipasi sejak awal," katanya  di Fire Base Sungai Baung APP Sinar Mas Region OKI.

Menurutnya,  persiapan sejak awal tahun meliputi sarana prasarana, tim regu pemadam kebakaran (RPK) dilatih. Kemudian menyiapkan peralatan dan personil pencegahan karhutla. “Untuk peralatan sudah ada dua helikopter, jika diperlukan bisa ditambah hingga lima helikopter,” tuturnya. BACA JUGA : Siagakan Personil, Kabupaten Empat Lawang Antisipasi Karhutla Sejak Dini BACA JUGA : Kurang Tidur? Ini 6 Tips Agar Bisa Lewati Hari

Ada pompa induk jinjing, pompa apung, airboat, mobil patroli, motor patroli, drone, transportasi air, dan lainnya. Ada juga pos pantau, 24 unit menara api dengan ketinggian 30-34 meter. "Semua sudah disiapkan," katanya

Untuk personil total 369 orang, terdiri dari RPK dan tim reaksi cepat (TRC). Menurut Panji, untuk luasan konsesi mitra pemasok APP Sinar Mas di OKI  lebih kurang 574 ribu hektar. Untuk itu lahan-lahan tersebut harus dijaga supaya tidak terjadi karhutla, plus 5 km dari wilayah konsesi. "Pengelolaan kebakaran terpadu ada empat hal, yaitu pencegahan, persiapan, deteksi dini dan respon cepat. Target kita untuk respon cepat, api yang muncul sebelum 1 jam sudah padam," cetusnya.

Region Head PT Bumi Andalas Permai Kgs Muhammad Iqbal saat menutup Fire Fighters League IV Tahun 2023 menambahkan Fire Fighters League merupakan agenda rutin tahunan. "Tujuannya melihat kesiapsiagaan semua divisi di musim kemarau setiap tahun," kata Iqbal. Menurutnya, RPK bagian dari HTI. Untuk tanaman yang sudah ditanam ada 320 ribu hektare. Kalau tidak dibuat tim pengamanan aset maka apa yang ditanam akan sia-sia, sehingga perlu menajamen pengamanan terintegrasi untuk kesuksesan perusahaan. (yun/fad) https://sumateraekspres.bacakoran.co/?slug=sumatera-ekspres-24-januari-2023/

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan