Padi Rentan Serangan Kresek, Saat Musim Hujan
MONITORING: Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), Junaidi, S.P melakukan monitoring di lahan persawahan milik masyarakat di Desa Lubuk Rukam, Kecamatan Kandis, Kabupaten Ogan Ilir. Di lahan ini ditemukan padi yang terserang penyakit kre-andika-
Kemudian terjadinya nekrosis di bagian daun padi. ‘’Jika serangan bakteri semakin berat mengakibatkan warna daun menjadi keabu-abuan dan daun menjadi kering,’’ katanya.
Bagian yang kering akan semakin meluas ke arah tulang daun hingga seluruh daun mengering. ‘’Serangan oleh bakteri dapat terjadi pada fase vegetatif dan generatif yang mengakibatkan kerusakan tanaman serta menurunkan hasil produksi tanaman padi,” ungkapnya.
Musuh alami yang ditemukan membantu petani membasmi kresek adalah capung, laba-laba, paederus (semut semai) dan coccinellidae (kumbang kepik).
Bila serangan terjadi saat berbunga, proses pengisian gabah menjadi tidak sempurna. Hal ini mengakibatkan gabah tidak terisi penuh atau bahkan hampa.
‘’Pada kondisi seperti ini kehilangan hasil mencapai 50-70 persen,’’ ujarnya. Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terutama adalah kelembapan yang tinggi sangat memacu perkembangan penyakit ini.
‘’Oleh karena itu penyakit hawar daun bakteri sering timbul terutama pada musim hujan,’’ katanya.
Oleh karena, itu untuk menekan perkembangan penyakit hawar daun bakteri disarankan tak memupuk tanaman dengan nitrogen secara berlebihan.
Gunakan pupuk Kalium dan tidak menggenangi pertanaman secara terus menerus, sebaiknya pengairan dilakukan secara berselang (intermiten).
Selain itu, petani juga direkomendasikani melakukan sanitasi (pembersihan) lingkungan di lahan sawah tersebut.
Selain itu juga perlu pembuatan saluran drainase di persawahan, ‘’Aplikasi APH Paenibacillus polymyxa di pertanaman padi, aplikasi fungisida berbahan aktif Tembaga oksi sulfat, pemupukan berimbang. Serta pengamatan intensif untuk memantau perkembangan OPT,” pungkas Junaidi. (dik)