https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Banjir, Tak Tinggalkan Ibadah, Warga Muba salat Jumat di Atap Masjid

SALAT JUMAT Bapak-bapak warga Desa Ulak Embacqang, Sanga Desa, Muba laksanakan salat Jumat di atap Masjid Al-Istiqomah, Jumat (19/1) lalu karena bagian bawah masid terendam-Foto: Ist-

Dari hasil pengecekan, terpantau beberapa puskesmas di sejumlah wilayah Sekayu mulai kebanjiran. Di antaranya Puskesmas Balai Agung. "Untuk pelayanan gedung A dan B belum terendam, tetapi air sudah masuk gedung kantor cuma akses masuknya yang berbahaya air di depan puskesmas sudah penuh," bebernya.

Menurutnya, sesuai arahan Kepala Dinkes, puskesmas yang terdampak banjir tetap melaksanakan pelayanan kesehatan dan bila tidak memungkinkan pelayanan kesehatan dapat dialihkan ketempat yang lebih aman. “Untuk itu pelayanan kesehatan untuk Balai Agung bila air makin tinggi akan dipindahkan ke Pustu Perumnas atau rumdin Kadinkes yang di dekat Wisma Ranggonang," tambahnya.

Puskesmas di Lumpatan bagian depannya juga sudah terendam dan gedung pelayanan juga sudah kemasukan air. Peralatan dan obat-obatan sudah dipindahkan ke tempat yang aman. "Puskesmas Lumpatan akan dialihkan ke Balai Desa Lumpatan," ucapnya. 

BACA JUGA:Banjir Masih Melanda Muratara-Mura, Ketinggian Debit Sungai Musi Capai Segini!

BACA JUGA: Kunjungi 3 Daerah Banjir di Sumsel dan Salurkan Bantuan, Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni Rasakan Begini…

Di Muratara, banjir masih terjadi di wilayah Rawas Ilir. Warga khawatir, banjir besar tahun 1982 bakal terulang. Saat itu, mereka harus bertahan di atas genangan air selama 3 bulan lamanya.

“Banjir sekarang hampir sama dengan yang terjadi 42 tahun lalu,” ujar Andri, warga Desa Bingin Makmur, Kecamatan Rawas Ilir.  Baik dari ketinggian air, luas wilayah terdampak, hingga lamanya debit aliran sungai yang menyusut. Ini sinyal bagi masyarakat untuk mempersiapkan logistik dalam waktu lama.

"Hari ini (kemarin) sudah lebih dari 10 hari kami kebanjiran," katanya. Banjit pertama, terjadi 30 Desember 2023,  menjelang pergantian tahun baru. Lalu, 10 Januari 2024, karena hujan 11 jam di wilayah ulu, Sungai Rupit dan Rawas Kembali meluap sehingga menimbulkan dampak banjir luapan yang meluas ke 6 wilayah kecamatan.

"Di Rawas Ilir air mulai masuk 11-12 Januari, sampai sekarang belum surut," ungkapnya. Camat Rawas Ilir Husin mengatakan, sebagian permukiman warga di wilayah Rawas Ilir masih kebanjiran.

BACA JUGA:Motor Terkena Banjir, Segera Lakukan Ini

BACA JUGA: Banjir Melanda 9 Kecamatan di Muba, Pj Bupati Bagikan Bantuan Setiap Hari

Untuk kedalaman banjir bervariasi, mulai 1,5 meter hingga 2,5 meter. Untungnya, 80 persen rumah warga berkonsep panggung dan terbuat dari material kayu. Sehingga banyak yang memilih bertahan.

"Yang rumah beton dan tidak panggung sudah terendam," ucapnya. Banjir masih terdata di Desa Mandi Angin, Beringin Makmur, Kelurahan Bingin Teluk, Desa Pauh dan Translok Pauh. "Untuk listrik sebagian sudah dinyalakan, tapi untuk desa yang masih terdampak banjir dalam masih diputus sementara," timpalnya.

Koordinator Pendataan Posko Banjir BPBD Muratara, Suhardiman mengungkapkan, jika debit Sungai Musi masih tinggi, otomatis berpengaruh ke Sungai Rawas. Banjir bisa bertahan dua sampai tiga minggu. (kur/zul)  


Warga di Rawas Ilir gunakan perahu untuk beraktivitas di tengah pemukiman yang masih kebanjiran.-Foto: Ist-

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan