Terancam Tak Jadi PPPK, Guru Honorer Prabumulih Gelar Aksi ke DPRD, Hal Ini yang Mereka Tuntut

Perwakilan dari ratusan guru honorer mendatangi kantor DPRD kota Prabumulih untuk menanyakan kejelasan status lulus passing grade (P) namun tak bisa menjadi PPPK. -Foto: Ist-

PRABUMULIH, SUMATERAEKSPRES.ID - Ratusan honorer guru yang mengajar di kota Prabumulih mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Prabumulih, Selasa (9/1). Kedatangan mereka, tak lain untuk mengadu nasib agar diangkat tanpa tes.

Bukan tak beralasan, mereka yang datang merupakan guru SD (Sekolah Dasar), guru IPA, guru IPS, guru Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, PKN dan PGSD yang sudah mengikuti tes seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan dinyatakan lulus passing grade (P). 

"Namun, karena jumlah formasi yang disediakan terbatas, kami tidak bisa menjadi PPPK meskipun nilai kami sudah melebihi ambang batas passing grade," ujar Ferry Azhari (50), Ketua guru honorer passing grade Prabumulih.

Lebih lanjut, pria yang sudah 15 tahun mengabdikan dirinya sebagai guru di salah-satu SD Negeri Kota Prabumulih itu menyebutkan, ada dua aspirasi yang diajukan ke DPRD Kota Prabaumulih dan tembusan ke BKPSDM (Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) Pemkot Prabumulih.

BACA JUGA:JANGAN KAGET! Seperti Ini Nasib Honorer Status P Pada Seleksi PPPK 2024 Mendatang

"Pertama, kami guru-guru yang sudah status P (passing grade) yang berjumlah 122 guru ini minta diangkat tanpa tes," sebutnya mengaku kejadian serupa dialami oleh tenaga teknis yang ikut tes di tahun 2021 dimana mereka yang nilainya tertinggi atau melebihi ambang batas diangkat tanpa tes di tahun 2023 dengan jalur optimalisasi. 

"Kami tidak mau dibeda-bedakan, kami juga ingin diangkat tanpa tes," terangnya.

Kedua, pihaknya juga berharap diadakan formasi seluas-luasnya untuk guru kelas (SD) dan guru mata pelajaran (Mapel) sehingga tidak bersaing dengan guru-guru PGSD (guru kelas).

Masih kata Ferry, pihaknya khawatir kalau kebijakan pengangkatan tanpa tes tidak direalisasikan, maka secara otomatis pihaknya akan bersaing lagi dengan "adik-adik" honorer lain yang baru lulus dan fresh graduate di tes selanjutnya.

BACA JUGA:Gegara Merasa Dizalimi! Peserta Seleksi PPPK Guru di Muratara Perang Status Medsos, Apa Saja Keluhannya?

Sedangkan mereka, sudah "sepuh" dan bahkan ada yang sudah berumur hampir setengah abad alias 50 tahun seperti dirinya.

Terpisah, ketua DPRD Kota Prabumulih, Sutarno SH MIkom yang menerima kedatangan ratusan honorer tersebut membenarkan telah menerima guru honor SD-SMP di kota Prabumulih.

"Ada beberapa aspirasi mereka, diantaranya mereka yang nilainya di atas passing grade tapi kurang formasi jadi tidak bisa ditindaklanjuti dan minta diprioritaskan untuk diangkat," sebutnya.

Aspirasi mereka ini, kata dia. Kedepan akan disampikan ke Pemkot dan bahkan akan dibawa ke tingkat Pusat untuk membuka formasi sebanyak-banyaknya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan