Serangan Balasan, Hizbullah Lesakkan 40 Roketnya ke Israel
ROKET HIZBULLAH : Hizbullah melakukan serangan roket dari Lebanon ke kota Sderot dan Nirim di Israel, akhir pekan tadi. FOTO: NET.--
PALEMBANG,SUMATERAEKSPRES.ID – Perang Israel dan Hamas di jalur Gaza, terus berkembang. Sekutu milisi Hamas di Lebanon, Hizbullah, turut menyerang Israel.
Setidaknya, Hizbullah melesakkan sekitar 40 roketnya ke kota Sderot dan Nirim di Israel, Sabtu malam waktu setempat. Militer Israel mengakui kerusakan pada pangkalan kendali udara dalam serangan Hizbullah.
Hizbullah mengaku bahwa serangan ini dilakukan pasca serbuan drone Israel ke ibu kota Lebanon, Beirut, beberapa waktu lalu yang menewaskan Saleh Al Arouri, yang merupakan salah satu petinggi Hamas.
"Sebagai bagian dari respons awal terhadap kejahatan pembunuhan pemimpin besar Sheikh Saleh Al Arouri, Hizbullah menargetkan pangkalan kendali udara Meron dengan 62 jenis rudal," kata kelompok yang bersekutu dengan Iran itu dikutip Al Jazeera.
BACA JUGA:Gaza Rock
BACA JUGA:Gaza Ben
Sebuah video yang dirilis oleh kelompok Lebanon menunjukkan kerusakan pada kubah radar pangkalan tersebut. Walau begitu, militer Israel mengatakan bahwa sistem cadangan berarti pertahanan udaranya masih berfungsi.
Militer Israel mengatakan sebelumnya bahwa sekitar 40 roket ditembakkan ke pangkalan pengawasan udara Meron.
Mereka mengaku telah membalasnya dengan menyerang 'sel teroris' yang ikut serta dalam peluncuran tersebut. Belum ada laporan mengenai korban jiwa atau kerusakan
Sementara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, memperingatkan konflik Gaza dapat menyebar ke seluruh wilayah tanpa upaya perdamaian bersama.
BACA JUGA:Dapat Tekanan dari Amerika Serikat, Israel Tarik Ribuan Pasukan 5 Brigade dari Gaza
Ini terjadi saat pemimpin Israel bersumpah untuk melanjutkan perang sampai Hamas dilenyapkan. Di sisi lain, perang yang melebar bisa menaikkan harga minyak dan menimbulkan lonjakan inflasi.
"Ini adalah momen ketegangan yang mendalam di kawasan ini. Ini adalah konflik yang dapat dengan mudah meluas, menyebabkan lebih banyak ketidakamanan dan penderitaan," kata Blinken pada konferensi pers di Doha.