Harga Sawit Anjlok, Pupuk Melambung

MURATARA - Tak seimbang, mungkin inilah yang dirasakan petani sawit, khususnya di Muratara. Mereka dipaksa membeli pupuk dengan harga tinggi atau non-subsidi. Sedangkan harga TBS sawit terus alami penurunan harga.

Harga pupuk subsidi beragam sesuai jenis dan kualitas dan merek. Namun pupuk murah itu tidak pernah menyentuh para petani sawit, karena tanaman sawit tidak termasuk salah komoditas yang disubsidi pemerintah.

Sejumlah harga pupuk subsidi di wilayah ini seperti jenis NPK Phonska Rp180 ribu/sak, jenis urea Rp150/sak. Sedangkan untuk pupuk non-subsidi harganya lebih tinggi. Seperti NPK Mutiara Rp900 ribu lebih/sak, sarpotan Rp900 ribu lebih/sak, pupuk urea Rp450 ribu/sak, pupuk TSP Rp400 ribu.

     Imam petani sawit menuturkan, harga sawit tak tinggi, sementara petani sawit dipaksa membeli pupuk dengan harga paling tinggi. “Di Malaysia itu harga sawit tembus Rp6 ribu/kg, sedangkan di Indonesia cuma Rp2300/kg. Kami berharap ada keseriusan pemerintah khususnya untuk komoditas sawit dari harga jual maupun pupuk," ucapnya.

            Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Muratara, Ade Mairi, mengungkapkan jika kuota pupuk subsidi di Kabupaten Muratara cukup banyak.  Ada sembilan komoditas yang mendapatkan pupuk subsidi. Seperti padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kopi kedelai, dan kakao. “Untuk urea kuota Muratara 3.347 ton, sedangkan untuk kuota pupuk NPK 2.075 ton," ungkapnya.

Pihaknya membenarkan, jika komoditas sawit tidak mendapatkan suplai pupuk subsidi. Karena komoditas ini dianggap pemerintah sudah bisa memenuhi produksi ekspor.  ‘’Pupuk subsidi diperuntukkan untuk membantu petani yang komoditasnya masih minim dan belum mampu bersaing di pasar internasional,” ujarnya yang menyarankan petani sawit menggunakan pupuk organik sebagai pupuk alternatif. (zul)

https://sumateraekspres.bacakoran.co/?slug=sumatera-ekspres-24-januari-2023/

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan