https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Musim Hujan Bakal Pendek, Anomali Cuaca Akibat El Nino Berlanjut hingga Maret 2024

BMKG beri peringatan akan potensi cuaca estrem saat libur Nataru 2024. Foto: jawapos--

JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Fenomena El Nino diperkirakan berakhir pada akhir Desember ini. Namun pakar meteorologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Edvin Aldrian menuturkan, anomali cuaca akibat El Nino bakal dirasakan lebih lama. Bahkan bisa sampai Maret tahun depan. 

Edvin mengatakan sampai saat ini fenomena cuaca El Nino masih terjadi. Fenomena cuaca ini muncul karena peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya. Dampaknya bagi Indonesia, munculnya kemarau panjang yang sangat kering. 

"El Nino dan El Nina puncaknya itu Desember akhir," ujarnya, kemarin (26/12). Meskipun  pada sejumlah daerah sempat diguyur hujan lebat, tapi hari berikutnya cukup kering. Kemudian juga terjadi mendung, namun cuaca cukup gerah. Di bagian Indonesia lainnya bahkan sudah ada yang terjadi kebanjiran. 

Menurut Edvin kondisi anomali cuaca saat ini merupakan imbas dari adanya fenomena El Nino. Harusnya Desember sudah masuk musim hujan. Apalagi ketika masuk pergantian hujan, sebagian besar wilayah Indonesia masuk musim penghujan. Tapi kenyataannya, karena masih El Nino, hujan masih rendah. 

BACA JUGA:6 Tips Penting untuk Menikmati Liburan di Area dengan Cuaca Dingin

BACA JUGA:Awas, Cuaca Ekstrem Mengancam Saat Libur Nataru 2024, BMKG Beri Peringatan Begini!

Dia mengatakan, adanya fenomena cuaca El Nino membuat puncak musim hujan jadi lebih lambat atau bergeser mundur. Biasanya Januari juga merupakan puncak musim hujan untuk sebagian wilayah Jawa. Namun bisa jadi bulan depan intensitas hujan tidak seperti biasanya.

Edvin memperkirakan akhir Maret nanti efek dari fenomena El Nino diharapkan benar-benar berakhir. Sehingga sudah tidak adalagi anomali cuaca. "Hawa panas masih sangat terasa. Saat ini belum musim hujan. Kita masih berada di tengah musim kemarau yang memanjang,"  tutur dia 

Edvin menjelaskan mundurnya musim hujan, membuat musim hujan semakin pendek durasinya. Sebab akan segera bertemu dengan musim kemarau. Dia khawatir dengan singkatnya durasi musim hujan, curah hujan yang turun jauh lebih besar dibandingkan dengan biasanya. Dengan mempertimbangkan efek El Nino, dia mengatakan hujan kemungkinan mulai merata pada Januari sampai Februari nanti. 

Ia menambahkan, anomali cuaca imbas dari fenomena El Nino itu, membuat daerah yang basah menjadi sangat basah. Bahkan memicu adanya banjir bandang seperti di Sumatera Barat. Sebaliknya wilayah yang kering, menjadi jauh lebih kering sehingga memicu krisis air bersih. 

BACA JUGA:Awas Petir dan Kilat! Berikut Peringatan Dini Cuaca Sumatera Selatan Hari Ini 30 November 2023

BACA JUGA:Peringatan Dini Cuaca Sumatera Selatan Hari Ini, 29 November 2023, Awas Palembang Bakal Hujan Deras!

Fenomena El Nino sejatinya juga membawa dampak positif. Diantaranya di sektor perikanan akan menguat seiring dengan mendinginnya laut. Pada kondisi ini, ikan akan berenang mendekati permukaan. Kemudian, industri garam akan mendapat manfaat dari sinar matahari dalam jangka waktu lama. Selain itu dampak positif El Nino adalah industri rumput laut akan mendapatkan keuntungan dari kondisi air laut yang dingin. 

Sektor transportasi darat dan laut akan mendapatkan manfaat dari kondisi bebas badai. “Beberapa komoditas pertanian seperti palawija, bawang merah, tembakau, dan hutan jati akan merasakan manfaat dari kondisi ini," jelasnya. Sektor jasa konstruksi akan diuntungkan dengan meningkatnya kapasitas produksi, khususnya konstruksi gedung dan akan meningkatkan industri semen. Juga pada sektor pariwisata yang akan mendapat manfaat dari sinar matahari yang panjang. (*/) 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan