JAKARTA,SUMATERAEKSPRES.ID - Lukas Enembe, mantan Gubernur Papua yang menjabat selama dua periode, meninggal dunia pada usia 56 tahun.

Kabar duka ini dibenarkan oleh Letnan Jenderal TNI dr. A. Budi Sulistya, Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto.

Enembe, seorang politikus kelahiran Tolikara pada 27 Juli 1967, memulai karir kepala daerah sebagai Wakil Bupati Kabupaten Puncak Jaya bersama Eliezer Renmaur pada periode 2001-2006. Kemudian, dia melanjutkan karirnya sebagai Bupati Puncak Jaya dari 2007 hingga 2012.

Puncak karir politik Enembe terjadi saat dia terpilih sebagai Gubernur Papua untuk periode 2013-2018, berpasangan dengan wakilnya, Klemen Tinal. Lima tahun berikutnya, mereka kembali memenangkan Pilkada dan memimpin Papua pada periode 2018-2023.

Namun, popularitasnya tercoreng pada 5 September 2022, ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkannya sebagai tersangka dalam kasus suap dan gratifikasi.

BACA JUGA:Gubernur Papua Disebut Sempat Ingin Tinggalkan Jayapura

BACA JUGA:Lewat Facebook, OPM Papua Tantang Mahfud MD, Sebut Jangan Lari Seperti Perempuan

Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta kemudian menjatuhkan vonis 8 tahun penjara, yang dibacakan saat Enembe masih dirawat di RSPAD.

Tidak hanya itu, Enembe juga tengah menghadapi kasus lain di KPK terkait dugaan pencucian uang, yang masih dalam proses penyidikan.

Kondisi kesehatannya juga dikabarkan memburuk, dengan riwayat stroke, diabetes, hepatitis B, tekanan darah tinggi, masalah jantung, dan komplikasi penyakit lainnya.

"Dokter RSPAD menyatakan fungsi ginjal saya tinggal 8%," ungkap Enembe dalam eksepsinya, menyoroti kondisi kesehatannya yang semakin memprihatinkan.

Dengan meninggalnya Lukas Enembe, dunia politik Indonesia kehilangan salah satu tokoh yang pernah memimpin Papua dengan segala dinamikanya.

Pemakaman mantan Gubernur Papua ini menjadi sebuah momen duka yang melibatkan berbagai kalangan, sementara perbincangan seputar warisan dan kontroversinya akan terus menjadi sorotan masyarakat.