Koalisi PDIP Bukan Partai yang Suka Impor
SEJUMLAH partai politik mulai merapat dengan partai lain untuk membentuk koalisi di Pemilu 2024. PKS, NasDem, dan Demokrat misalnya. Tiga parpol ini mulai merapat bahkan telah melakukan pertemuan intens.
Diketahui, tiga parpol yakni PKS, NasDem dan Demokrat sepakat untuk mengusung Anies Baswedan menjadi bakal calon presiden di Pemilu 2024.
Kemudian Koalisi Indonesia Bersatu. Ada tiga parpol yang dari awal sepakat untuk membentuk koalisi. Yakni Golkar, PPP, dan PAN. Meski belum menentukan calon presiden yang akan diusung, namun Koalisi Indonesia Bersatu telah sepakat untuk bekerja sama dalam Pemilu 2024 mendatang.
Ada juga Partai Gerindra yang telah berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Koalisi dua partai ini pun belum mendeklarasikan siapa calon presiden yang akan diusungnya nanti.
Hanya saja, Gerindra dalam sejumlah pernyataan menyebut secara tegas jika Ketua Umum Prabowo merupakan calon presiden yang bakal diusungnya. Bahkan, kader Partai Gerindra Sandiaga Uno yang mengaku siap maju menjadi capres pun belum diamini koalisi Gerindra-PKB.
Tinggal PDI Perjuangan (PDIP) yang belum menentukan koalisi. Partai pemenang Pemilu 2019 ini masih 'nyaman' dengan kesendiriannya. Wajar, PDIP yang diketuai Megawati Soekarnoputri ini mampu berdiri sendiri dalam mengusung calon presiden di Pemilu 2024.
Bahkan, PDIP memiliki kader-kader potensial yang secara elektabilitas selalu masuk sejumlah survei. Sebut saja Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang selalu masuk sejumlah survei capres 2024. Adalagi Ketua DPR RI Puan Maharani. Meski elektabilitas tak setinggi Ganjar, namun sosok Puan disebut pantas untuk maju di Pilpres 2024.
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto pun akhirnya angkat bicara. Hasto menyebut, PDIP akan melihat atau mempertimbangkan kesesuaian ideologi dengan partai politik lain sebelum memutuskan menjalin kerja sama politik.
"Dalam kerja sama ini, kami melihat momentum, ada kesesuaian ideologi, kesesuaian platform, kesesuaian desain masa depan, dan cara pandang masa depan,” ujar Hasto.
Hal tersebut disampaikan kepada wartawan usai membuka seminar nasional bertajuk "Daulat Pangan Wujudkan Kesejahteraan Petani dan Konsolidasi Program Mari Sejahterakan Petani (MSP)", di Sekolah Partai DPP PDIP, Jakarta, Jumat (3/2)
Ia menyampaikan berdasarkan fakta empiris, PDIP selalu bekerja sama dengan partai lain sebagaimana spirit gotong royong Pancasila. Hasto mencontohkan partai politik yang tidak memiliki kesesuaian ideologi dan platform dengan PDIP adalah partai yang mendukung impor pangan.
"Kalau terhadap partai yang sukanya impor, nah ini enggak cocok buat PDI Perjuangan. Kami lebih cenderung bekerja sama dengan partai yang memiliki kesamaan ideologi, platform, dan agenda bagi masa depan tersebut,” ujar dia.(dis/don/)