Pesan Harus Netral, Sumsel Zero Conflict, Irjen Kemendagri Juga Minta Fokus Turunkan Stunting dan Kemiskinan

HADIRI RAKOR: Irjen Kemendagri Komjen Pol Tomsi Tohir didampingi Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni hadiri rakor Camat, Lurah dan Kades se-Sumsel di PSCC, Jumat (15/12). Rakor itu menekankan netralitas dalam Pemilu dan PIlkada 2024, stunting dan kemiskinan ek-Foto: Kris Samiaji/sumeks-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Sebagai garda terdepan pemerintahan, para camat, lurah dan kepala desa (kades) diingatkan untuk jaga netralitas dalam Pemilu dan Pilkada 2024.

Selain itu, tetap fokus pada program prioritas yaitu menurunkan stunting dan kemiskinan ekstrem.

Mendagri Tito Karnavian diwakili Inspektur Jenderal (Irjen) Kemendagri, Komjen Pol Drs Tomsi Tohir menyampaikan itu dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Camat, Lurah, dan Kades se-Sumsel di PSCC, Jumat (15/12). 

Katanya, rakor kemarin penting untuk menyamakan program pusat dan daerah. Selain itu dalam rangka silaturahmi dan menjaga kebersamaan. Apalagi, tema yang diangkat sangat penting. Yakni Pemantapan Penyelenggaraan Pemerintahan dalam rangka Pengendalian Inflasi Pangan, Stunting, Kemiskinan Ekstrem, Pelaksanaan Pemilu dan Pilkada 2024. 

"Kalau tidak bersama – sama, maka tidak akan bisa untuk menjalankan program pemerintah dari pusat ke daerah secara baik," imbuhnya.

Tomsi mengungkapkan, ada tiga indikator keberhasilan Pemilu dan Pilkada 2024. Selain aman dan lancar sesuai aturan, partisipasi pemilih juga harus tinggi 80 persen atau lebih, serta tidak terjadi konflik yang merusak persatuan bangsa. Terutama konflik kekerasan  

BACA JUGA:Inilah Keinginan KPU terhadap Media dalam Pemilu 2024

BACA JUGA:Jaga Pemilu Aman dan Lancar, Kajati Sumsel Minta Intelijen Kejaksaan Lakukan Hal Ini!

"ASN harus netral, termasuk camat, lurah dan kades. Kita perlu sama–sama menjaga agar pemilu dan pilkada berjalan damai," tegasnya.  Untuk stunting pun begitu.  Jika tidak diatasi bersama-sama, maka akan lahir generasi yang kerdil dan tidak pintar dengan daya saing rendah. 

“Karena itu penting stunting ini diatasi bersama, dimulai dari penganggaran yang tepat sasaran, efektivitas dan efisiensi program. "Setiap pelaksanaan harus dievaluasi dan dicek di lapangan hingga tingkat terendah," imbuhnya. 

Di Sumsel, masyarakat yang miskin ekstrem 118.000 jiwa. Untuk mencapai target presiden 2024 tidak ada lagi masyarakat miskin ekstrem, harus ada intervensi dengan program. “Yang paling penting, data tepat dan valid. Mulai tempat tinggal, pekerjaan dan intervensi apa yang dilakukan. Ini butuh peran camat, lurah, dan kades," tambah Tomsi.

Untuk pertumbuhan ekonomi di angka 5 persen. "Menunjukkan kita tumbuh dengan baik," ujar Tomsi. Terkait inflasi, Indonesia pernah menyentuh level 5,5 persen pada saat harga BBM naik tahun 2022 lalu.  “Alhamdulillah bulan ini 2,86 persen dan patut disyukuri. Di antara negara G20, kita peringkat 7 dan ke-11 di ASEAN," jelasnya.

Di antara komoditi penyumbang inflasi yaitu cabai, beras, dan gula. "Kita sudah merdeka 78 tahun, dari zaman nenek moyang kita sudah makan cabai, tapi kita tidak bisa menanam cabai," cetusnya. 

BACA JUGA:Jaga Pemilu Tanpa Gangguan Keamanan

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan