Ganjar Santai, Prabowo Berapi-api, Anies Elegan
DEBAT CAPRES : Calon presiden (capres) nomor urut 1 Ganjar Pranowo, nomor urut 2 Prabowo Subianto dan nomor urut 3, Anies Baswedan dalam live debat capres, Selasa (12/12) malam.-Foto: Ist-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Tiga calon presiden (capres) RI, terlibat jual beli pendapat pada debat perdana capres yang digelar KPU, Selasa malam (12/12).
Tema pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, kerukunan warga.
Ardianto Wijaya dan Valedina Daniel, news anchor dari TVRI, menjadi moderator. Debat perdana capres, dibagi 6 segmen.
Segmen 1 penyampaian visi misi dan program kerja dari masing-masing capres. Segmen 2, 3, 4, dan 5, pendalam visi misi dan program kerja.
BACA JUGA:Tangan ‘Jahil’ Warnai Debat Capresma-Cawapresma UIN, Nyasar ke Dada MC, KPU-M Merasa Tercoreng
BACA JUGA:Debat Capres Cawapres: Ganjar Tegaskan Ingin Sikat Korupsi
Moderator menyelipkan pertanyaan-pertanyaan, diawab peserta debat dan saling menanggapi jawaban masing-masing. Segmen 6 atau terakhir, masing-masing capres memberikan pernyataan penutup atau closing statement.
Dalam penyampaian visi misi dan program kerjanya, capres nomor urut 1 Anies Baswedan, mengatakan Indonesia sebagai negara hukum wajib memberikan kepastian hukum kepada setiap warga negaranya.
“Tapi yang terjadinya saat ini, hukum harus disesuaikan demi kepentingan penguasa,” kata Anies. Sehingga menurutnya, harus diubah tatanan penyelenggaraan pemerintahan saat ini. Tidak sesuai dengan tatanan pemerintahan yang semestinya.
"Kembalikan konsep negara hukum bukanlah negara kekuasaan. Di dalam negara hukum kekuasaan haruslah di atur hukum.
BACA JUGA: KPU Siapkan 11 Pakar Jadi Panelis untuk Debat Perdana Capres-Cawapres. Berikut Profilnya
BACA JUGA:Cegah Bocor, 11 Panelis Debat Capres Mulai Karantina, Daftar Pertanyaan Disegel
Harusnya hukum itu tegak bukan justru tajam ke bawah tapi tumpul ke bawah. Kami mendorong perubahan kembalikan hukum menjadi tegak," ujarnya.
Anies juga menyebut, saat ini ada cawapres dari kalangan milenial. Tapi di sisi lain, masih ada ribuan anak-anak milenial yang saat ini menyuarakan hak dan nasib mereka. “Tapi ternyata dihadapi dengan tindak kekerasan,” ulasnya.