Digitalisasi Terintegrasi Pangkas Port Stay di Pelabuhan

MASUK GERBANG: Truk barang masuk gerbang Terminal Peti Kemas Pelabuhan Boom Baru Palembang. Pelindo berupaya memangkas port stay di pelabuhan termasuk di Boom Baru. -foto : rendi/sumeks-

JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID – PT Pelabuhan Indonesia (Persero)/Pelindo terus berupaya memangkas port stay. Kali ini menghadirkan Integrated Planning and Control Room untuk memantau semua layanan jasanya, mulai dari layanan kapal, layanan terminal, layanan petikemas, dan logistik secara terpusat.

Sebagai sebuah entitas dengan empat subholding untuk menjalankan berbagai layanan kepelabuhanan, digitalisasi yang didorong dan ditumbuhkan oleh Pelindo diharapkan dapat mendorong dan meningkatkan daya saing logistik nasional.

Ada yang berbeda dari Integrated Planning and Control Room yang baru-baru ini dilaunching Pelindo di Makassar. Mengembangkan teknologi dari Planning and Control Room (PnC) sebelumnya yang telah dibangun di Semarang, kali ini apa yang dibuat di Makassar diharapkan menjadi hub untuk mengontrol layanan bukan hanya di Makassar, namun juga total di beberapa area yaitu Kendari, Pare-pare, Bau-Bau, dan Luwuk.

“Khusus untuk layanan bidang marine, kehadiran PIC ini dampaknya sangat besar, yaitu memangkas port stay, waktu tunggu kapal itu bisa menjadi lebih singkat, “kata Direktur Utama PT Pelindo Jasa, Prasetyadi.

Dilatarbelakangi salah satu tujuan dari merger Pelindo, yaitu mengurangi port stay dan cargo stay, Pelindo Group termasuk SPJM memang telah berkomitmen dengan total untuk mendukung peningkatan performa logistik nasional melalui digitalisasi yang lebih canggih.

BACA JUGA:Investasi Sumsel Tercapai Rp36,8 Triliun, Proyek Pelabuhan Tanjung Carat Jadi Harapa

Untuk mengontrol layanan-layanannya, PnC yang berfungsi sebagai hub ini akan memiliki impact yang besar terhadap Perusahaan dimana simplifikasi proses layanan dapat dioptimalkan.

Prasetyadi menjelaskan kelebihan PnC di Makassar ini memiliki sistem hub and site yang dibangun dan didukung dengan integrasi antara sistem layanan kapal dengan aplikasi Phinnisi dengan pelayanan multi multipurpose yang menggunakan aplikasi Terminal Operation System-Multipurpose (PTOS-M).

Hal ini tentu berdampak pada ketepatan pada penetapan sumber daya tunda dan kebutuhan dermaga dari pama pemakai jasa.

“Satu lagi hal berbeda sekaligus kelebihan dari pengembangan PnC di Makassar yaitu penanggung jawab untuk kesiapan peralatan juga telah tersentralisasi. Hal ini memberi kemudahan kordinasi dengan planner terminal untuk penanganan perencanaan maintenance peralatan,“ kata Prasetyadi.

BACA JUGA:Integrasikan Sistem Operasi Pelabuhan

Dengan demikian, jelasnya, kesiapan peralatan pelabuhan sejalan dengan kesiapan layanan kapal, layanan ketersediaan dermaga, yang mana hal tersebut bermuara pada kemampuan Pelindo mengurangi downtime peralatan untuk kebutuhan bongkar muat dan multipurpose. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan