https://sumateraekspres.bacakoran.co/

ISPA Misterius Serang Ribuan Anak di Tiongkok

--

Kemenkes Keluarkan Edaran, Jajaran Kesehatan Siaga

JAKARTA – Dalam sebulan terakhir terjadi lonjakan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) atau ’’undiagnosed pneumonia” pada anak di Tiongkok. Dengan jumlah pasien yang mencapai ribuan, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta pemerintah memperkuat surveilans ISPA pada anak. 

Rumah Sakit Anak Beijing disebut telah menerima 9.378 pasien. Bangsal hingga lobi RS dipenuhi mereka yang tengah berobat. Dari laporan WHO, peningkatan penyakit pernapasan secara nasional, terutama menyerang anak-anak. Dilaporkan kali pertama oleh Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok pada 13 November 2023. 

Pasien mengalami gejala demam, kelelahan, dan batuk. Setiap minggu jumlah klaster dilaporkan meningkat.  Awalnya belum diketahui penyebab pasti penyakit itu. Namun, minggu lalu, WHO menyebut penyebab utama dari pneumonia misterius yang menyerang anak-anak di Tiongkok adalah Mycoplasma pneumoniae.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi meminta masyarakat tidak panik. Namun, tetap waspada. ”Terlebih bila melakukan perjalanan ke luar negeri,” katanya.

Menurut dia, pneumonia yang merebak di Tiongkok pada prinsipnya sama dengan pneumonia yang terjadi di masyarakat, yakni dipicu infeksi bakteri Mycoplasma pneumoniae. Itu merupakan bakteri penyebab umum infeksi pernapasan (respiratory) sebelum Covid-19. ”Bakteri ini diketahui memiliki masa inkubasi yang panjang. Penyebarannya tidak secepat virus penyebab pandemi Covid-19 sehingga tingkat fatalitasnya pun rendah,”  bebernya. 

Meski begitu, Kemenkes tetap melakukan antisipasi. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit telah mengeluarkan surat edaran terkait langkah antisipasi yang harus dilakukan oleh seluruh jajaran kesehatan dalam menghadapi penyebaran Mycoplasma pneumoniae di Indonesia. ’’Kami imbau dinas kesehatan, rumah sakit, maupun pintu masuk negara agar segera lapor bila ada indikasi kasus yang mengarah ke pneumonia,” tukas dia. 

Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi IDAI, Rina Triasih menjelaskan, Mycoplasma pneumoniae merupakan salah satu bakteri penyebab pneumonia pada anak yang sebetulnya lama dikenal di dunia kedokteran. Bakteri itu terutama menyerang anak usia sekolah (di atas 5 tahun).

“Gejala pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae sama seperti gejala pneumonia pada umumnya,” katanya. Biasanya, gejalanya pun cenderung lebih ringan. Namun, pada anak dengan daya tahan yang menurun dapat menyebabkan kondisi yang berat. 

 Waktu yang diperlukan untuk timbulnya gejala sejak kuman masuk ke dalam tubuh cukup panjang. Tidak secepat virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19. Kendati demikian, semua pihak diminta tak lengah. Apalagi, menurut Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim Basarah Yanuarso, pelacakan kuman penyebab pneumonia, kecuali virus influenza, pada anak di Indonesia belum rutin dilakukan.

  1. “Belum ada data pasti apakah terjadi peningkatan jumlah kasus pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae pada anak di Indonesia,” ujarnya.   IDAI meminta surveilans ISPA, termasuk pneumonia pada anak, lebih ditingkatkan. Juga peningkatan fasilitas dari pemerintah untuk pengadaan fasilitas pemeriksaan guna mengetahui kuman penyebab pneumonia pada anak. Baik itu disebabkan Streptococcus pneumoniae, RSV, Mycoplasma pneumoniae, dan lainnya.  (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan