Digunakan Pejabat Tinggi sejak Masa Belanda hingga Sekarang
--
Melihat Gedung Ledeng, Pusat Pemerintahan Kota Palembang
Gedung ledeng atau juga dikenal dengan nama lainnya menara air pada masa Belanda masih berdiri kokoh di pusat Kota Palembang hingga saat ini. Saksi sejarah ini kini menjadi Kantor Wali Kota Palembang.
LOKASI gedung ledeng berada di pusat kota. Tepatnya di Jl Merdeka Nomor 1 yang sejak dulunya memang sudah digunakan sebagai tempat pejabat tinggi menjalankan tugas kepemerintahan. Gedung ini merupakan bangunan tua dari zamat Belanda. ‘’Dulunya gedung ini merupakan menara air atau biasa dikenal sebagai gedung ledeng oleh masyarakat Palembang,’’ ujar Sejarawan/Budayawan Kota Palembang, RM Ali Hanafiah (Mang Amin).
Gedung ledeng atau menara air ini dibangun oleh Van Lisa mister Belanda di tahun 1929. Saat itu, Palembang yang merupakan kota sungai tapi mengalami krisis air bersih. ‘’Waktu itu Belanda berpikir tentang masalah kesehatan akibat dampak dari krisis air. Karenanya dibangun lah sistem air bersih, menaranya itu Kantor Wali Kota Palembang saat ini,” terangnya.
Menara ini dibangun dengan tinggi kurang lebih 35 meter untuk mengairi pemukiman-pemukiman penduduk yang ada di Kota Palembang, dan khususnya orang-orang Belanda. “Menara air ini dibangun tahun 1929 dan sekitar tahun 1931 selesai. Atau dalam kurun waktu yang tidak terlalu panjang,” ujarnya.
Dikatakan Mang Amin, beredar juga cerita jika pembangunan gedung ledeng ini menelan biaya yang sangat fantastis. “Konon ini katanya untuk pembangunan menara air atau gedung ledeng ini menghabiskan dana 1 ton emas,” katanya.
Pada akhirnya, seiring dengan perjalanan waktu gedung ini kemudian masuk di masa kemerdekaan gedung ini dimanfaatkan untuk kantor pemerintah.
‘’Sebenarnya di zaman Belanda pun gedung ini selain difungsikan sebagai menara air juga digunakan oleh Kantor Simenter (kota madya) dan pengadilan,” jelasnya.
Merunut dari sejarahnya, bangunan gedung khas di masa Belanda dapat dilihat di Kantor Wali Kota Palembang. Bahkan di bagian depan (lobi) masih terdapat semacam bangku batu (biasa digunakan untuk duduk) yang tertulis In November Van Het Jaar 1931. (Tin)