UII Bantu Refresh Top Manajemen, Dalam Program Profesor Mengajar
MENGAJAR : Para top management sejumlah perusahaan mengikuti program Profesor Mengajar yang digelar oleh Prodi Rekayasa Industri, Program Doktor Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII Yogyakarta, kemarin.-foto : dila/sumeks-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Untuk memperkenalkan metode terbaru secara global digital skor, Program Studi Rekayasa Industri, Program Doktor Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta menggelar Profesor Mengajar di Hotel Aston, kemarin. Kegiatan itu diikuti 12 peserta dari berbagai kalangan.
Ketua Prodi Rekayasa Industri, Program Doktor FTI Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Prof Dr Ir Elisa Kusrini MT CPIM CSCP SCOR-P mengatakan Profesor Mengajar ini merupakan sebuah program refreshment bagi para top management yang menawarkan materi bahasa tentang konsep, teknik, dan praktek terbaik dalam manajemen rantai pasok (suplay chain management) modal scor 14 ratetrack.
“Suplay Chain Model Digital Scor 14 Ratetrack ini merupakan metode terbaru dan kami ingin memperkenalkan ini kepada para peserta,” katanya, kemarin. Selain itu program dengan durasi 180 menit ini akan memberikan materi yang sistematik mutakhir dengan menyampaikan yang didesain khusus untuk para top management yang ingin meningkatan pengetahuan, memperbarui, dan melakukan sharing.
Di samping itu, programi ini wujud pengabdian ke masyarakat, sharing ilmu termasuk menyebarkan penelitian yang telah dilakukan agar bisa dimanfaatkan di kalangan masyarakat dan akademis. “Dengan begitu, ada inside bagi para pelaku usaha, akademisi, dan praktisi untuk membantu industri agar dapat meningkatkan kinerja,” bebernya.
Menurutnya, program ini sudah digelar UII Yogyakarta rutin setiap tahun. Tahun ini khusus Prodi Teknik Industri mengundang peserta dari akademisi dan praktisi dari Universitas Bina Darma, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divre III Palembang, Universitas Katolik Musi Charitas, Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP), dan Universitas Tridinanti.
“Kami pilih Palembang karena masih sangat minim prodi yang mengajarkan teknik industri. Dengan program ini mampu stimulus akademisi dan para praktisi agar semangat dan terjadi pengembangan lebih lanjut,” tegasnya. Setelah ini, kata dia, pihaknya akan gelar program serupa di Makassar, Sulawesi Selatan, dan Balikpapan, Kalimantan Timur. Tujuannya untuk mestimulus dan menyebarkanluaskan program ini supaya semakin banyak digunakan. (yun/fad)