Bukti Transisi Energi Menuju NZE 2060

DIRESMIKAN : Presiden RI, Joko Widodo meresmikan operasional PLTS Terapung Cirata berkapasitas 192 MWp di Purwakarta. -Foto : IST -

PLTS Terapung Kapasitas 192 MWp

PURWAKARTA – Presiden RI, Joko Widodo meresmikan operasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata berkapasitas 192 megawatt peak (MWp) di Purwakarta, Jawa Barat pekan lalu. Beroperasinya pembangkit ramah lingkungan ini menjadi bukti komitmen Indonesia dalam melakukan transisi energi demi mencapai Net Zero Emissions (NZE) tahun 2060.

BACA JUGA:PLTS Terapung Kurangi 214 Ribu Ton Emisi

BACA JUGA:Tampilkan Proyek PLTS Terapung

"Hari ini merupakan hari bersejarah karena mimpi besar kita membangun pembangkit energi baru terbarukan (EBT) dalam skala besar akhirnya bisa terlaksana. Indonesia berhasil membangun PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara dan nomor 3 di dunia," ujarnya. 

Dia mengatakan saat ini pertumbuhan pembangkit energi bersih di Indonesia semakin baik. Di Jawa Barat sudah memiliki PLTA dengan kapasitas hingga 1.000 MW. Dengan beroperasinya PLTS Terapung Cirata 192 MWp semakin menambah kapasitas terpasang pembangkit energi bersih.

"Ke depan kalau dimaksimalkan bisa menambah kurang lebih 1.000 MWp. Saya gembira dan bangga melihat PLTS Terapung di Cirata ini telah selesai. Ini hasil kerja sama Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, bersama PLN, dan kolaborasi dengan kekuatan dunia yaitu Masdar dari Uni Emirat Arab (UEA)," tegasnya.

Menteri Perdagangan Luar Negeri UEA, Thani bin Ahmed Al Zeyoudi mengatakan peresmian PLTS Terapung Cirata merupakan hasil konkret kerja sama antara Indonesia dan UEA. Dengan beroperasinya PLTS Terapung Cirata menegaskan komitmen Indonesia dan UEA dalam transisi energi. Selain itu, dengan beroperasinya PLTS Terapung Cirata juga mampu membuka potensi pengembangan energi hijau lainnya di Indonesia.

BACA JUGA:PLTS Irigasi Lipatgandakan Hasil Padi

"Ini juga menjadi visi penting bagi UEA, kami berkomitmen untuk terus mengembangkan teknologi ramah lingkungan. PLTS Terapung Cirata menjadi bukti kuatnya kerja sama ekonomi dan hubungan bilateral Indonesia dan UEA," tegas Thani. PLTS Terapung Cirata juga sebagai bentuk terciptanya kerja sama investasi yang baik antar dua negara. Proyek energi bersih ini menjadi trobosan bagi pendorong ekonomi baru di sektor logistik, pariwisata, manufaktur bahkan sektor pertanian dan ekonomi halal antar dua negara. 

"Tentu saja, ke depan kita semua akan lebih banyak menghasilkan proyek energi ramah lingkungan seperti yang kita rayakan pada hari ini. Langkah strategis ini menjadi peran utama dalam mendorong target NZE," tegas Thani bin Ahmed Al Zeyoudi. 

UEA juga berkomitmen untuk melakukan investasi lanjutan khususnya di energi bersih. Dukungan UEA ini sebagai dorongan terhadap Indonesia untuk bisa mencapai NZE pada 2060 mendatang.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan pembangunan PLTS Cirata menjadi langkah nyata PLN dalam mendukung pemerintah melakukan transisi energi. “Peresmian ini menjadi bukti transisi energi tak hanya sekadar wacana, tetapi telah menjadi wujud nyata bahwa PLN serius dan all out menjalankan arahan Presiden Joko Widodo dalam menghadirkan energi bersih di Indonesia,” ucapnya.

Proyek strategis nasional (PSN) ini memanfaatkan 4 persen area Waduk Cirata atau sekitar 200 hektare. Terdiri dari 13 pulau yang berisi 340 ribu solar panel, mampu melistriki lebih dari 50 ribu rumah. PLTS Terapung Cirata mampu memproduksi energi bersih sebesar 245 gigawatt hour (GWh) per tahun dan mereduksi 214 ribu ton CO2 per tahun.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan