Jangan Salah! Inilah Tanda-tanda Obat yang Sudah Tidak Layak Konsumsi
Jangan Salah! Inilah Tanda-tanda Obat yang Sudah Tidak Layak Konsumsi.-Ilustrasi-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Obat-obatan biasanya diresepkan oleh dokter ketika kita sedang sakit, sesuai dengan dosis dan keluhan yang kita miliki.
Sebagian besar obat-obatan ini terbuat dari bahan-bahan kimia, oleh karena itu penting bagi pasien untuk bijak dalam mengonsumsi obat apa pun yang akan masuk ke dalam tubuh.
Namun, tahukah kamu bagaimana mengenali tanda-tanda obat yang sudah tidak layak konsumsi.
Sebelum kita minum obat dengan harapan sembuh, ada beberapa petunjuk dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang perlu kita perhatikan.
BACA JUGA:Dilarang BPOM Jadi Campuran Obat Herbal, Ternyata Ini Efek Daun Kratom. Banyak di Pulau Ini
Tanda-tanda Obat yang Tidak Layak Konsumsi:
Ciri-ciri Umum
- Sudah melewati tanggal kedaluwarsa yang tertera pada kemasan obat.
- Kemasan obat rusak, retak, berlubang, atau terlihat cacat.
- Obat mengalami perubahan fisik, seperti berbau, berubah rasa, atau berubah warna.
- Label pada kemasan obat hilang, tulisan tidak terbaca, atau rusak.
Obat Tablet, Hisap, atau Puyer
- Terdapat noda atau bintik-bintik pada fisik obat.
- Obat sudah hancur atau berubah menjadi serbuk.
- Obat terlepas dari kemasannya.
- Obat tampak basah, lengket, atau lembek.
- Kapsul obat tampak lembek dengan isinya terburai.
- Kemasan puyer rusak atau sobek.
BACA JUGA:Studi Terbaru Ungkap Aktivitas Sederhana Ini Bisa Mengurangi Risiko Penyakit Jantung, Kok Bisa?
Obat Cair
- Cairan obat berubah rasa, warna, mengandung endapan, keruh, kental, atau terlihat terpisah.
Obat Salep, Gel, atau Krim
- Terdapat bagian yang mengeras atau terpisah.
- Kemasan obat lengket atau berlubang.
- Isi obat bocor.
Obat Lainnya
- Cairan obat injeksi tidak kembali menjadi suspensi setelah dikocok.
- Kemasan obat semprot seperti inhaler rusak, penyok, atau berlubang.
- Obat sudah habis.
Dampak Mengonsumsi Obat yang Sudah Rusak:
Mengingat bahwa obat-obatan digunakan untuk mengatasi sakit, kita tidak boleh mengabaikan potensi risiko yang dapat muncul jika mengonsumsi obat yang sudah tidak layak.