https://sumateraekspres.bacakoran.co/

JCH Lansia Jadi Beban, 2 Kali Tes Kesehatan Ketat Sebelum Pelunasan

--

Sekretaris Forum KBIH Sumsel, H Fery Munandar mengatakan, semua KBIH sudah tahu kalau ada perubahan dalam pemeriksaan kesehatan untuk musim haji 2024. “Memang sebaiknya begitu. Periksa kesehatan sebelum pelunasan. Jadi yang bisa melunasi dan berangkat adalah jemaah yang betul-betul sehat dan layak,” tegasnya.

Sebenarnya, ini merupakan masukan dari Forum KBIH sejak lama kepada pemerintah.  Tapi baru akan diterapkan untuk musim haji 2024. Itu pun setelah evaluasi haji 2023 dengan jumlah jemaah yang meninggal begitu banyak, lebih dari 700 orang. Jumlah itu melampaui tahun-tahun sebelumnya.

Ketua DPD Amphuri Sumbagsel H Juremi Slamet menyampaikan dengan sistem baru tersebut, maka proses pengecekan kesehatan menjadi lebih ketat. "Jemaah yang akan berangkat dituntut harus benar-benar sehat," ujarnya.

Namun, pimpinan  KBIH Karomah ini juga menyoroti pemangkasan jumlah petugas haji untuk 2024 sebanyak 50 persen. Dari sebelumnya 4.000 orang menjadi 2.000 orang saja.  Sementara kuota jemaah haji Indonesia mengalami kenaikan 20.000 orang, dari 221 ribu menjadi 241 ribu. 

“Dengan berkurangnya petugas, maka seleksi kesehatan jemaah harus ketat. Supaya yang nanti berangkat benar-benar sehat. Supaya ibadah di Tanah Suci bisa berjalan lancar,” bebernya.

Kasi Haji dan Umrah Kantor Kemenag OKU, Drs H Abdul Muis mengatakan, mekanisme pemeriksaan kesehatan jemaah untuk keberangkatan 2023 memang beda dari sebelumnya.

“Kalau selama ini, pemeriksaan kesehatan setelah pelunasan, tapi mulai tahun depan, periksa kesehatan dua kali sebelum pelunasan,” katanya.  Hanya saja, saat ini belum diketahui nama-nama JCH yang masuk kuota keberangkatan 2024.

Kabid Yankes Dinkes OKU, Yudiawati mengatakan, terkait pemeriksaan kesehatan atau screening bagi JCH, saat ini belum terprogram waktunya. “Biasanya akan ada rapat dulu di provinsi untuk menentukan jadwalnya. Saat ini juga belum ada nama-nama jemaahnya,” imbuhnya.

Tidak semua puskesmas yang dilibatkan untuk pemeriksaan kesehatan jemaah. “Ada tujuh puskesmas yang disiapkan yakni Puskesmas Sukaraya, Kemalaraja, Batumarta, Peninjauan, Lubukraja,  Karyamukti, dan Tanjung Agung,” pungkasnya. 

Direktur Bina Haji Kemenag Arsad Hidayat mengatakan pemerintah tahun depan serius pada aspek istitha’ah kesehatan. “Orientasi manasik kita selama ini lebih ke bacaan dan hafalan doa. Untuk tahun depan, dalam manasik ada juga latihan fisik. Sebelum bermanasik, jemaah diminta jalan kaki dulu,”  ujarnya.

Arsad menegaskan, ketentuan ini untuk kebaikan jemaah sendiri. "Bukan untuk menghalangi masyarakat untuk berhaji, tapi untuk kebaikan jemaah sendiri,” bebernya. 

 Dia menceritakan ada beberapa kasus jemaah terpaksa sendirian di kamar hotel. 

Sementara temannya yang lain rutin beribadah ke Masjidilharam atau masjid-masjid lainnya di Mekah. Kondisi itu tentu membuat jemaah yang berbaring terus tidak nyaman. 

Arsad mengatakan haji tahun ini jadi pelajaran berharga. Khususnya tingginya angka jemaah wafat. Bahkan melampaui angka jemaah wafat 2015 lalu.

Ditambahkan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief, teknis pelaksanaan tes kesehatan  menjadi kewenangan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan jajaran. Termasuk lokasi pemeriksaan di tingkat puskesmas atau RSUD. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan