PARAH! Gegara Asap Makin Gila, Pesawat Gagal Landing di Palembang Hingga Berputar-Putar 45 Menit di Udara!

Ilustrasi--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID  - Dampak dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan, beberapa penerbangan di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang terganggu pada Senin, 30 Oktober 2023.

Ketika dihubungi, R. Iwan Winaya Mahdar, Executive General Manager PT AP II KC Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, mengonfirmasi kabut tebal pada pagi hari mengganggu keterlihatan di landasan pacu, sehingga membuat pesawat harus menunggu sejenak sebelum lepas landas dan mendarat.

"Keterlihatan pagi itu di bawah 800 meter, sehingga pesawat harus menunggu sebelum mendarat dan lepas landas," katanya.

Iwan menjelaskan bahwa satu pesawat yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Palembang harus mengelilingi bandara selama sekitar 45 menit sebelum akhirnya bisa mendarat dengan aman di SMB II Palembang.

BACA JUGA:Sumber Air Kering, Penanganan Karhutla di OKI Hanya Andalkan Satgas Darat

BACA JUGA:Polsek Semendawai Minimalisir Karhutla, Rajin Patroli dan Beri Imbauan

"Selain satu pesawat yang harus mengelilingi, ada dua penerbangan pagi dari Palembang ke Batam yang mengalami keterlambatan akibat kabut asap, sekitar 40 menit masing-masing," ujar Iwan.

Ia menjelaskan bahwa Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II memiliki dua landasan pacu: landasan pacu 11 dengan jarak pandang 1200 meter dan landasan pacu 29 dengan jarak pandang 800 meter.

"Untuk mematuhi standar keselamatan penerbangan, diperlukan jarak pandang di atas 1000 meter agar pesawat bisa lepas landas dan mendarat," tambahnya.

Tercatat 94 kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ditangani Polda Sumsel selama periode 2019-2023. Rinciannya, pada 2019 ada  36 laporan polisi (LP) dengan 47 tersangka. Lalu, 2020 ada 24 LP dengan 26 tersangka.

BACA JUGA:Api Karhutla Melintasi Jalan, Kebun Karet Milik Warga Terancam

BACA JUGA:Dampak Karhutla, Kasus ISPA di Prabumulih Melonjak

Pada  2021 hanya ada  3 LP dengan 7 tersangka. Sedangkan 2022 nihil LP dan tersangka. “Sedangkan tahun ini sudah ada 31 LP dengan 54 tersangka. Paling banyak,” ujar Kasubdit 4 Tipidter Ditreskrimsus Polda Sumsel, AKBP Tito Dani ST SH MH diwakili Kanit 1, AKP Ady Akhyar SH M Si.

Jumlah kasus karhutla itu disampaikannya saat mengisi seminar nasional bertema Ketahanan Pangan Lokal dan Gizi untuk Pencegahan Stunting di Hotel The Zuri, kemarin (29/10).

Dari 31 LP itu, salah satunya yang saat ini diselidiki yakni PT WAJ. “Terbakar terus. Perintah pimpinan, selidiki. Walau nanti sudah dinyatakan pailit, kami akan minta bantuan curator,” tegasnya.

Tindakan tegas ini untuk menegaskan bahwa penegakan hukum tidak pilih kasih. “Jadi jangan katanya hukum untuk masyarakat kecil saja.

Perusahaan juga kita proses,” imbuh AKP Ady. Perusahaan ini lahannya banyak yang terbakar. Dari total sekitar 13 lahan yang dikuasai ada lebih kurang 1.500 hektar yang terbakar.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan