Tidak Adil, Hanya Soroti Aspek Fashion
PENUTUPAN TikTok Shop, dikomentari pemilik produk kecantikan Daviena Skincare, Melvina Husyanti. Sebab pengusaha muda asal Palembang itu, sering mencatatkan nilai transaksi yang fantastis melalui platform TikTok Shop. Seperti pada 9 September 2023, dari live mulai pukul 11.00 WIB hingga 22.00 WIB, omzetnya tercatat Rp5.303.645.861. Diketahui dari posting-an baik melalui akun resmi TikTok, maupun Instagramnya. “TikTok is magic,” tulisnya. Untuk diketahui, dia sering melakukan promo atau sale besar-besaran pada produk kecantikan, pada tanggal-tanggal tertentu yang dianggap cantik. Yakni, pada tangal dan bulannya sama. Seperti 3.3 (3 Maret), 4.4 (4 April), hingga yang kemarin 9.9 (9 September). Dalam akun TikTok-nya, Melvina sempat mengulas tentang penutupan TikTok Shop. “Bikin cemas itu pasti, tapi aku percaya rezeki Allah SWT yang ngatur,” katanya, pada akun TikTok @Daviena Skincare Official. Tapi sebagai pelaku bisnis, dia izin menyuarakan satu hal.
“Dari bangku yang sederhana ini, kalian harus percaya bisa membawa perubahan yang sangat besar,” katanya dalam video yang mengarah ke sebuah meja dan kursi.Dia lalu mengulas, toko offline Daviena Skincare di sebelah rumahnya. Menurutnya, sepi tidak ada pengunjung. Sehari-hari, omzetnya sangat kecil. Tapi sebaliknya, mereka punya dunia yang sangat luas, dunia online. Melvina mengakui, usahanya sepenuhnya berkembang terbantu TikTok. Tapi sejak ada TikTok, dia berani bersaksi bisnisnya sangat jauh berkembang dari sebelumnya. “Setelah itu apa yang terjadi? Aku bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak. Bisa melibatkan ratusan bahkan ribuan orang,” katanya. Dia mengambil contoh, mulai dari peningkatan permintaan kardus yang semakin banyak untuk packing produknya. Kemudian dia membutuhkan gudang dan membuatnya, menyerap banyak pekerja lagi. “Percayalah ini (TikTok) akan memberi rezeki bagi banyak orang,” serunya. Belum lagi banyak menyerap tenaga kerja untuk ekspedisi, mengantarkan paket sampai ke rumah pemesan. Kemudian, pekerja pabrik dari produk yang mereka buat.
“Sekali live, bisa menyentuh 5 ribuan pieces. Coba bayangkan, berapa banyak lagi pekerja yang terserap,” katanya.Kembali soal kebijakan penutupan TikTok Shop, menurutnya pemerintah hanya menyorot ke satu aspek bidang fashion. “Menurut aku pribadi, tidak adil. Karena pelaku usaha di TikTok ataupun TikTok Shop, tidak hanya sekedar fashion,” cetusnya. Melvina sendiri, di bidang skincare dan beauty. Pelaku usaha lain, ada bidang kuliner dan banyak lagi. “Menurutku, meski TikTok Shop ditutup, keadaannya tidak akan berubah. Karena masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan kenyamanan berbelanja online,” katanya. Bahkan dia memastikan, meski TikTok Shop ditutup, orang-orang akan berpindah ke marketplace lain. Karena zamannya memang sudah berubah. “Jadi apa yang harus kita perbaiki? Menurutku, orang-orangnya yang harus diedukasi soal perkembangan zaman,” imbuhnya. Kemudian, ada beberapa regulasi lagi yang diperketat. Supaya tidak merugikan banyak pihak. “Itu juga mungkin tidak ada yang dirugikan. Karena kita mengikuti perkembangan zaman,” tutupnya. Senada pelaku usaha dari TikTok Shop di Baturaja. Okta menyebut, nyatanya selama ini baik pedagang maupun konsumen merasakan TikTok Shop punya andil yang besar terhadap penjualan atau omzet seller. Sebab, harga produk yang dijual sama dengan harga barang di produsen atau pabrik, lantaran cost yang minim.
"Pasarnya memang murah, jadi wajar tak hanya seller dari kalangan pedagang biasa, banyak pula selebriti atau artis meraih peruntungan,” ucapnya.Dia mencontohkan, di TikTok Shop satu stel pakaian dinas PNS (kuning kaki) dapat dijual seharga Rp120 ribu. "Tapi kalau pembeli datang ke toko offline, baru dapat bahan dasarnya saja seharga itu. “Belum untuk upah menjahit, jadi bisa sampai Rp400 ribu,” cetusnya. Kendati menjual murah, bagi seller masih menguntungkan karena omzetnya tinggi, banyak pembeli, dan bebas pajak atau biaya layanan. (*/bis/yun/tin/air)