Tangkap Hama Gunakan Likat Kuning
INDRALAYA - Selain memiliki tanaman pangan, Kabupaten Ogan Ilir juga memiliki budidaya tanaman hortikultura komoditas cabai. Kelompok Tani Usaha Tani telah melakukan kegiatan pertemuan ke-6 Penerapan Pengelolaan Hama Terpadu (PPHT) Tanaman Cabai di Desa Tanjung Pering Kecamatan Indralaya Utara, Ogan Ilir. Koordinator POPT Ogan Ilir, Emi Noviyanti, SP didampingi Koordinator Penyuluh Kecamatan Indralaya Utara, Marwani, SP, PPL Kecamatan Indralaya Utara, Amril Nurman, S.P, POPT, Desi Dwi Juliana, SP serta PPEP POPT, M Rizky Agandi, SP, Fadli, SP, Khairunnisa SP dan Ego, SP. Mereka memberikan sosialisasi pencegahan dalam menangani serangan hama pada tanaman cabai. Tujuan PPHT Tanaman Hortikultura adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keahlian petani dalam menganalisa data dan informasi agroekosistem. ‘’Selain itu meningkatkan kemampuan petani dalam pengambilan keputusan tindakan pengendalian OPT berdasarkan hasil pengamatan rutin,’’ ujarnya. Dalam kegiatan pertemuan ini para petani diberikan materi oleh Penanggung Jawab LPHP Sukarame, Imam Muhayani, SP MSi. “Petani diberikan materi mengenai pembuatan likat kuning. Penjelasan tentang hama dan penyakit penting pada tanaman cabai,” jelas Imam. Termasuk juga manfaat dan cara aplikasi APH. Sekaligus mengimbau kepada petani untuk menyiram tanaman 2 kali sehari di waktu pagi dan sore di musim kemarau ini. Salah satu upaya pengendalian hama terpadu pada pertanaman adalah dengan menggunakan perangkap likat kuning (yellow sticky trap).
‘’Serangga pengganggu tanaman umumnya tertarik dengan cahaya, warna, aroma makanan atau bau tertentu. Warna yang disukai serangga biasanya warna-warna kontras seperti warna kuning cerah,” terangnya.Inilah yang menjadi dasar dibuatnya perangkap likat kuning. Menggunakan plastik, botol ataupun kertas yang dilapisi dengan perekat agar hama menempel, tidak bisa terbang dan mati. ‘’Warna kuning bisa berasal dari warna kuning cat atau bahan-bahan lain ,’’ katanya. Manfaat utama perangkap warna ini adalah untuk monitoring keberadaan hama di sekitar tanaman. Hama yang tertangkap dapat dijadikan acuan dalam pengendalian. ‘’Misal hama yang banyak ditangkap adalah lalat buah, maka pengendalian dapat difokuskan pada lalat buah,’’ katanya. Perangkap likat kuning mampu mengendalikan beberapa hama yang sering muncul di pertanaman. Seperti lalat buah, wereng, aphids, thrips, kutu dan ngengat.
‘’Caranya dengan mengoleskan bahan perekat pada lembaran kertas atau papan berwarna kuning. Selain menggunakan lem serangga, bahan perekat alternatif yang bisa digunakan yaitu lem tikus atau minyak bekas,” ungkapnya.Aplikasi perangkap ini sebanyak 40 buah per hektare, dengan ketinggian sesuai tanaman. Perangkap likat kuning bisa dinaikkan seiring mengikuti pertumbuhan tajuk tanaman supaya hasil bisa lebih optimal. Hal ini bertujuan agar serangga hama langsung bisa melihat perangkap likat kuning di atas tajuk tanaman. Ketika hama terperangkap telah memenuhi sebagian besar permukaan perangkap atau 15 hari setelah pemasangan. Maka perlu dilakukan penggantian dengan perangkap yang baru. (dik)