Drama Kolosal Pakai 3 Bahasa

PALEMBANG , SUMATERAEKSPRES.ID- Penampilan apik terlihat saat pagelaran drama kolosal Putri Kembang Dadar oleh pelajar SMA Maitreyawira Palembang di Sriwijaya Lantern Festival, Sabtu (24/9) malam.

Drama itu terinspirasi dari kisah Putri Kembang Dadar, putri Raja Ilir yang berkuasa di wilayah Seberang Ilir Kota Palembang. Dalam masanya bisa mempersatukan kedua kerajaan yang sedang berperang, yakni Kerajaan Hulu dan Kerajaam Ilir.

Dalam drama itu, sosok Putri Kembang Dadar bersedih setelah kakaknya, panglima perang di Kerajaan Ilir tewas dalam peperangan.

Dalam kesedihannya, ia meninggalkan istana untuk menenangkan pikiran karena kesedihan ditinggal sang kakak dan kekalahan sang ayah dalam perang tersebut.

Singkat cerita, ketika sedang bersama para dayang kerajaan menikmati hari di sekitar kerajaan, melintas Pangeran dari Kerajaan Hulu dan bangsawan dari Kerajaan Tiongkok.

Melihat kecantikan Putri Kembang Dadar, Pangeran itu menugaskan satu punggawa untuk menanyakan wanita cantik tersebut.

Karena Pangeran Kerajaan Hulu dan bangsawan Kerajaan Tiongkok sama-sama menyukai Putri Kembang Dadar, akhirnya diputuskan calon suami terpilih akan ditentukan melalui sayembara dan adu kemampuan penampilan kesenian dan tari terbaik.

Hingga akhirnya Pangeran dari Kerajaan Hulu menang pada sayembara tersebut.

Setelah diumumkan pemenangnya, lantas Pangeran Kerajaan Hulu meminang Putri Kembang Dadar sebagai istri.

Atas hal itu, Kerajaan Hulu dan Ilir akhirnya berdamai dan Putri Kembang Dadar hidup bahagia. "Kita sangat mengapresiasi pertunjukan siswa ini. Mereka latihan satu bulan sehingga bisa membawakan lakon dengan baik.

Apalagi dalam drama kolosal ini, ditampilkan tiga bahasa yakni Bahasa Indonesia, Inggris, dan Mandarin. Siswa yang ikut 60 orang," ujar Ketua Yayasan Cahaya Maitreya, Supandi.

Drama ini sengaja ditampilkan dengan tujuan mengajarkan siswa lebih mencintai sejarah dan budaya Palembang.

Tak hanya itu kisah ini bisa menjadi inspirasi bagi setiap pemuda meneladani sikap dan perjuangan Putri Kembang Dadar menyatukan dan mendamaikan dua kerajaan yang sedang berperang.

"Kita ingin semua siswa dapat lebih menghargai dan mengenal sekaligus melestarikan seni budaya Palembang.

Setidaknya memancing keingintahuan generasi muda kita dalam sejarah. Sebab banyak kisah dan hikayat berkaitan erat dengan peradaban saat ini," tegasnya.

Kepala SMA Maitreyawira Palembang, Regen Kusuma mengatakan dirinya mengapresiasi kreativitas sisawa. Ini sangat positif dan pihaknya mendukung penuh.

Semoga ini membuat mereka lebih menghargai sejarah dan budaya yang ada di Palembang. "Drama ini penampilan menarik.

Bahkan semua lakon dan cerita yang ditampilkan juga sarat makna dan pembelajaran. Ke depan ini akan terus digelar sehingga kreativitas siswa berkesenian meningkat," tandasnya. (afi/fad)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan