Tren Live Shopping, UMKM Harus Adaptasi
Editor: Widhy Sumeks
|
Sabtu , 23 Sep 2023 - 21:12
*Manfaatkan Platform Digital untuk Bertahan *Pemerintah Segera Terbitkan Revisi Permendag
SUMSEL - Perkembangan bisnis online saat ini kian masif. Seiring semakin mudahnya akses teknologi dan bertumbuhnya marketplace serta toko online. Gaya hidup masyarakat maju yang bergeser ke arah serba praktis membuat pola belanja pun ingin serba ringkas. Tingginya permintaan belanja online membuat bisnis online pun melaju cepat. Tapi persoalannya, menjamurnya toko online tak cuma di kanal-kanal resmi e-commerce. Seperti Shopee, Lazada, Blibli, Tokopedia, Bukalapak, dan lainnya. Melainkan sudah ramai di media sosial, seperti Instagram, TikTok, Facebook, dan lainnya. Banyak pelaku UMKM offline khususnya yang jualan di pasar tradisional atau mal, tambah menjerit lantaran omzet turun drastis. Salah satu yang dianggap menjadi ancaman seperti TikTok Shop. Bahkan harganya bisa lebih murah dari platform e-commerce lainnya. Membuat Pemerintah merasa perlu menertibkan praktik berdagang di medsos ini. Dalam beleid revisi Permendag No 50/2020 yang bakal terbit akhir bulan ini. Pemerintah akan mengatur pelaku social e-commerce atau media sosial yang secara bersamaan melakukan perniagaan. BACA JUGA : Video Viral di TikTok: Mahasiswi Menyendiri Setelah Sidang Skripsi, Sudah Siapkan Banyak Snack dan Bunga, Tak Ada Teman yang Datang Jika revisi Permendag sudah turun, maka TikTok dan social e-commerce lainnya harus mengajukan izin beroperasi sebagai platform dagang elektronik ke Kemendag. Tingginya market TikTok Shop tak lepas dari banyaknya pengguna TikTok itu sendiri. Lebih dari 500 juta kali TikTok sudah di-download di PlayStore. Tak ayal beberapa pemilik toko online menjadi tertarik menjajal pasar online via TikTok Shop seperti Dini (26), warga Plaju.“Saya belum lama ini mengenal bisnis jual beli lewat akun Tiktok Shop. Beberapa pekan terakhir jual beli di aplikasi ini nyatanya meningkat terus. Hal ini didorong karena banyaknya masyarakat menggunakan aplikasi TikTok,” jelasnya, kemarin.Sebenarnya, lanjut Dini, tiga bulan lalu pembeli masih banyak lewat Facebook. “Namun tak tahu mengapa sekarang ini penjualan baju dan tas saya terus naik pembelinya via Tiktok Shop. Bahkan hampir setiap kali live, ada saja penonton yang membeli. Kemungkinan karena semakin banyak orang memakai aplikasi ini secara tidak langsung pengaruhi penjualan," terangnya. BACA JUGA : MAKIN HANGAT, MUI Angkat Bicara Terkait Kasus Konten Tiktoker Oklin Fia Jilat Es Krim. Begini Penegasannya! Barang yang dia jual sangat variatif harganya. Tergantung kualitas dan merek barang. Cuma memang harga jual yang ia tawarkan ke penonton live lebih murah dibanding produk yang dijual toko offline. “Kalau memasok barang dari supplier langgan sekali banyak jadi dapat lebih murah,” tegasnya. Barang-barang yang ia tawarkan pun pilihan dan disortir terlebih dahulu.