Percepat Operasi Pasar Beras Bulog
JAKARTA - Setelah meninjau gudang Bulog di Jawa Barat dan Jakarta, Presiden Joko Widodo kemarin (12/9) meninjau pasar tradisional. Yang didatangi adalah Pasar Kranggot di Cilegon. Dalam kesempatan itu, Jokowi mengetahui bahwa harga beras masih tinggi. Jokowi menuturkan, permasalahan harga beras masih terjadi di Pasar Kranggot. Meski demikian, dia memastikan bahwa Badan Pangan Nasional/National Ford Agency (NFA) dan Bulog akan melakukan operasi pasar secara masif dalam waktu dekat. Pemerintah juga mulai menyalurkan bantuan pangan beras sebanyak 10 kilogram kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Distribusi berlangsung hingga November mendatang.
“Yang kedua, Bulog juga melakukan operasi pasar ke ritel-ritel Cipinang. Semuanya akan diguyur beras secara masif,” ujarnya.Dengan cara itu, diharapkan harga beras turun. Bansos beras untuk 21,3 juta KPM semula akan disalurkan mulai November hingga Desember. Namun, jadwal tersebut dimajukan untuk mengantisipasi dampak El Nino. Masyarakat bisa mengecek sendiri secara online apakah termasuk penerima bantuan atau tidak. Pada bagian lain, Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya menjaga stok beras dari hulu. Caranya, menyiapkan lebih dari setengah juta hektare lahan untuk area tanam dan benih. Tujuannya, meningkatkan produktivitas hasil panen serta menjaga stok beras nasional di tengah masalah iklim El Nino. Antisipasi tersebut dilakukan lewat Gerakan Nasional (Gernas) Penanganan Dampak El Nino. Perluasan area tanam itu tersebar di enam provinsi utama dan empat provinsi pendukung. Program itu dijalankan sepanjang Agustus sampai Oktober tahun ini. Program Gernas Pangan tersebut disampaikan Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi. Dia mengatakan, sejak awal pemerintah menyiapkan langkah antisipasi iklim. Mulai pengaturan distribusi benih, pupuk, hingga penanganan panen dan pascapanen.
”Untuk distribusi benih, kita mulai dengan identifikasi di tiap daerah,” katanya.Kemudian, memberikan fasilitas penyediaan benih yang tahan kekeringan dan tahan gangguan organisme pengganggu tanaman. Dia menjelaskan, Kementan sudah memetakan daerah yang rawan terdampak iklim. Untuk wilayah Jawa, seluruhnya masuk zona merah atau rawan terdampak El Nino. Kementan juga melakukan perbanyakan embung, sumur resapan, serta sosialisasi budi daya hemat air. Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, sumber masalah ada di produksi.
”Produksinya rendah sehingga harga tinggi. Ditambah beberapa komoditas juga sedang susah diimpor, salah satunya beras, karena cuaca global sedang tidak baik,” ujar Mansuri.Menurut dia, untuk siasat jangka pendek, pedagang berharap beras Bulog segera dikucurkan di pasar. ”Tidak hanya berupa beras kemasan, tapi beras curah juga,” bebernya. Untuk jangka panjang, Mansuri lagi-lagi mengingatkan pemerintah soal pentingnya memiliki grand design dan strategi pangan, termasuk beras. (jp/fad/lia)