Berangkatkan 350 Prajurit Jaga Perbatasan
*Rawan Pembalakan Hutan, Tambang Liar, TKI Ilegal
PALEMBANG , SUMATERAEKSPRES.ID- Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) II/Sriwijaya (Swj), Mayjen TNI Yanuar Adi, berpesan kepada para prajurit agar pergi dan pulang tidak kurang satu personel pun.
"Saya minta yang berangkat 350 orang dan pulang sebanyak 350 orang juga," pinta Panglima kepada 350 Prajurit Batalyon Artileri Pertahanan Udara (Yonarhanud) 12/Satria Bhuana Prakasa (SBP) yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Darat saat pelepasan di Dermaga Pelabuhan Boom Baru, kemarin.
Mereka akan bertugas menjaga wilayah perbatasan negara Republik Indonesia (RI)-Malaysia.
Dalam pengamanan di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, terangnya, akan menjadi tempat penugasan yang memiliki kerawanan berupa pergeseran patok tapal batas, pembalakan hutan, penambangan liar, mobilitas TKI ilegal, perdagangan ilegal, serta penyelundupan narkoba dan minuman keras.
Pangdam berharap agar keberadaan Satgas Yonarhanud 12/SBP di 2 provinsi tersebut tidak saja dapat mengamankan wilayah perbatasan, akan tetapi juga mampu membantu mengatasi kerawanan-kerawanan tersebut.
“Kepercayaan yang diberikan pimpinan kepada Kodam II/Swj khususnya Prajurit Yonarhanud 12/SBP tentu sangat membanggakan, karena bagi Prajurit tugas merupakan amanah, kehormatan, harga diri dan kebanggaan sehingga harus dapat dilaksanakan dengan paripurna sesuai dengan jati diri yaitu sebagai Prajurit Rakyat, Prajurit Pejuang, Prajurit Nasional dan Prajurit Profesional,” terangnya.
Oleh karena itu, sambung Pangdam, laksanakan tugas ini dengan penuh totalitas, semangat pengabdian, disiplin dan rasa tanggung jawab yang tinggi.
"Dengan berbekal kemampuan dan keterampilan yang diperoleh selama melaksanakan latihan, saya yakin kepercayaan dan kehormatan yang diberikan Pimpinan TNI, bangsa, dan negara dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” tegas Pangdam.
Dikatakan, wilayah perbatasan merupakan beranda depan NKRI yang bernilai strategis bagi kedaulatan negara.
Tugas pengamanan perbatasan darat negara yang akan dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara merupakan salah satu tugas pokok TNI AD dalam OMSP sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI, yaitu menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, serta melindungi segenap bangsa Indonesia.
"Karena itu laksanakan tugas ini dengan penuh totalitas dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Jalin komunikasi dan koordinasi dengan Polri, Pemda, Bea Cukai, Imigrasi, Balai Karantina, Aparat Korwil setempat dan Tentara Diraja Malaysia yang bertugas di perbatasan,” ujar Mayjen TNI Yanuar Adil.
Di akhir amanatnya, Pangdam menekankan setibanya di daerah penugasan, segera beradaptasi dengan lingkungan.
"Pahami situasi dan kondisi wilayah dengan berbagai permasalahan yang ada. Analisa situasi dengan tepat sehingga terhindar dari kesalahan pengambilan keputusan.
Jaga nama baik Kodam II/Swj dan hindari segala bentuk pelanggaran serta perbuatan tak terpuji, dengan memegang teguh Sapta Marga, sumpah Prajurit dan 8 wajib TNI di manapun berada," pungkasnya.
Total 350 personel Satgas yang berangkat dipimpin Komandan Batalyon Arhanud 12/SBP, Letkol Arh Agus Prijambodi SSos MIP.
Mereka diberangkatkan ke wilayah perbatasan menggunakan KRI Teluk Parigi-539 dan akan melakukan perjalanan melalui jalur laut ke Kalimantan di tempuh sekitar kurang lebih 7 hari.
Sementara sebelum pemberangkatan Satgas pengamanan perbatasan, terlihat suasana haru biru. Waktu kurang lebih 2 jam diberikan panitia menjadi momen perpisahan yang sakral.
Ribuan keluarga membanjiri lapangan yang biasa digunakan untuk bongkar muat. Tak ayal banyak istri maupun keluarga prajurit terlihat menangis melepas orang yang mereka kasihi.
"Anak saya baru 1,8 tahun Mas. Kita harus pisah kurang lebih satu tahun. Kita harapkan semua prajurit semuanya selamat," ujar Fitri, salah seorang keluarga prajurit. (iol/fad)