Harga Beras Meroket
*Pemerintah Klaim Masih Wajar
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Harga beras mengalami kenaikan cukup drastis, ini dikeluhkan oleh masyarakat seperti diungkapkan Mulyana, warga Km 5.
Menurutnya, ia membeli beras merek Patin seharga Rp240 ribu per 20 kg, harga itu naik bertahap sejak awal bulan dari harga Rp205 ribu, naik lagi Rp210 ribu, hingga seharga sekarang.
Kenaikan harga beras ini ia keluhkan karena bahan pokok utama yang pasti dikonsumsi.
"Mau bagaimana lagi, harga naik tapi masih harus tetap beli. Sedikit juga karena kebutuhan," ucap dia.
Pedagang sembako di Pasar Km 5 Sumber Jaya, Fendi mengatakan harga beras memang mengalami kenaikan bertahap sejak awal Agustus dan ia hanya menjual sesuai harga modal.
"Dari distributor harganya sudah naik, jadi kita terpaksa menyesuaikan," imbuhnya.
Dikatakan, harga beras sudah naik berkali-kali seperti beras Patin 5 kg harganya sekarang Rp68 ribu dari sebelumnya Rp60 ribu, Rp62 ribu, dan terus sampai Rp68 kg.
"Sejak awal mulai naik terus. Kami tidak tahu alasannya, mungkin karena kemarau," bebernya. Alhasil, kata dia, pembeli memburu beras medium yang lebih murah Rp47 ribu per 5 kg.
Peminat sangat tinggi namun memang stok terbatas. "Kita juga dibatasi untuk pembelian hanya 400 kg seminggu atau dua minggu sekali," ucap dia.
Selain beras, yang juga mengalami kenaikan yaitu harga daging ayam.
Seperti diungkapkan Zainul, pedagang ayam ini mengatakan harga ayam sekarang Rp33 ribu per kg, sudah naik dari sebelumnya Rp30 ribu per kg.
"Kenaikan ini sudah sejak awal Agustus 2023. Karena kenaikan ini pun pembelian mengalami penurunan," bebernya.
Untuk harga telur turun dari semula Rp30 ribu per kg menjadi Rp27 ribu per kg. Penurunan harga baru terjadi minggu-minggu ini. "Memang turun, tapi tetap saja yang belanja sepi," papar Henny.
Sementara tim Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bersama Pemerintah Provinsi Sumsel dan Pemerintah Kota Palembang pun turun memantau langsung harga bahan pokok di Pasar Km 5 Palembang, kemarin memastikan gejolak harga sembako yang terjadi.
Analisis Kebijakan Ahli Madya pada Substansi Perindustrian dan Perdagangan Kemendagri, Nyimas Dwi Koryati mengakui memang terdapat beberapa kenaikan harga bahan pokok.
Seperti cabai keriting mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari Rp40.000 per kilogram menjadi Rp45.000 per kilogram.
“Tapi untuk komoditas lain relatif aman, bahkan harga telur mengalami penurunan dari sebelumnya berkisar Rp30 ribu per kilogram menjadi Rp27 ribu per kilogram,” katanya.
Secara umum kondisi harga di Palembang masih berada di bawah standar penetapan pemerintah.
Dia pun menyebut harga beras juga masih standar, untuk beras premium berukuran 20 kilogram dijual Rp252.000.
“Kita sempat tinjau juga pabrik beras dan harganya memang masih segitu (Rp252.000), artinya masih sama dengan pabrik dan aman,” imbuhnya.
Dia mengatakan kondisi harga bahan pokok di Palembang cenderung lebih aman, dibuktikan dengan inflasi yang terkendali.
Nyimas menambahkan penurunan harga pada beberapa komoditas itu juga salah satunya dipengaruhi permintaan yang mulai menurun.
“Beberapa hari besar sudah lewat, jadi kebutuhan masyarakat kembali normal tidak banyak. Itu juga membuat seperti harga telur turun,” tegasnya.
Analisis Ketahanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Deni Eswan menuturkan hasil pantauan harga bahan pangan di dua daerah di Sumsel, yakni Kabupaten Ogan Ilir (OI) dan Palembang masih baik.
Menurutnya, harga bahan pokok di dua daerah itu masih di bawah harga acuan pemerintah (HAP) sesuai dengan Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 17 Tahun 2023.
“Begitu pula beras masih dibawah HET, terbukti inflasi di Palembang berada di bawah nasional,” pungkasnya. (yun/fad)