https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Fenomena Haze

Kepala Unit Analisis dan Prakiraan Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Sinta Andayani, jelaskan, fenomena kabut yang terjadi dua hari terakhir di Kota Palembang dan sekitarnya bukan kabut asap. Fenomena kabut itu terjadi akibat uap air yang muncul di titik dingin permukaan bumi yang bercampur polutan.

"Dari hasil observasi/pengamatan cuaca, fenomena kabut itu terjadi dan mengakibatkan penurunan jarak pandang. Visibility 2.500-5.000 meter dan masih dalam kategori aman," jelasnya.
Fenomena ini muncul menjelang pagi hari, saat suhu terdingin di permukaan bumi. Ketika itu, kelembaban udara paling tinggi. "Sehingga uap air menjadi jenuh dan membentuk titik-titik air padat yang disebut kabut,” bebernya. Kabut itu akan berangsur hilang seiring dengan terbitnya matahari yang memanaskan permukaan bumi. Sinta menambahkan, untuk fenomena haze tersebut memang tidak murni seluruhnya berasal dari uap air. Ada sebagian kandungan partikel polutan di dalamnya. Sehingga tidak bisa didefinisikan sebagai kabut murni. "Tapi untuk asap dari karhutla (smoke) selama ini belum pernah terdeteksi oleh petugas pengamat cuaca kami," tegasnya. (zul/iol)  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan