Daging Ayam dan Cabai Sumbang Inflasi Tertinggi

*Inflasi 0,29 Persen *Dipengaruhi Pakan Ternak-Masa Masuk Sekolah

PALEMBANG-Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel,tercatat inflasi Sumsel periode Juli 2023 sebesar 2,38 persen (year on year). Angka inflasi berdasarkan gabungan dua kota IHK (Palembang dan Lubuklinggau) lebih rendah dibanding nasional yang mengalami inflasi sebesar 3,08 persen. Sementara dilihat secara month-to-month, Sumsel mengalami inflasi sebesar 0,29 persen atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yang tercatat sebesar 0,76 persen. Hal tersebut diungkapkan Kepala BPS Sumsel, Moh Wahyu Yulianto, MSi, saat rilis inflasi bulanan di ruang vicon BPS Sumsel & Online lewat canal youtube BPS Sumsel, Selasa (1/8).
“Inflasi Sumsel Juli 2023 lebih rendah dari 2022 yang sebesar 0,76 persen. Tetapi lebih tinggi dibanding 2021 yang saat itu mengalami deflasi sebesar -0,06 persen,” ungkap dia.
Dia menjelaskan penyumbang utama inflasi bulan Juli yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,71 persen dan andil 0,22 persen. Sementara secara yoy, penyumbang terbesar inflasi didominasi oleh kelompok transportasi yang mengalami inflasi sebesar 10,5 persen dan andil 1,12 persen. “Transportasi ini disumbangkan oleh komoditas bensin dan tarif roda dua, karena masih akumulasi selama satu tahun yang kita tahu di bulan September lalu ada kenaikan harga bbm,” bebernya. Wahyu mengatakan, untuk komoditas yang memberikan andil terbesar dalam inflasi Sumsel periode Juli 2023 adalah daging ayam ras dengan andil 0,078 persen dan cabai merah yang memberikan andil 0,072 persen. Sedangkan, dari non makanan yaitu komoditas angkutan udara yang mengalami inflasi 5,28 persen dan andil 0,038 persen. Wahyu menjelaskan, andil terbesar daging ayam ras terhadap inflasi disebabkan beberapa alasan. Salah satunya, harga pakan ternak tinggi. Meski harga jagung di pasar internasional sudah mulai turun, harga pakan ternak masih relatif tinggi. Sehingga menyebabkan harga pokok produksi di tingkat peternak melonjak.
“Sehingga harga produk ayam dan turunannya seperti telur masih tinggi,” jelasnya. Senada, Kadis Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel Ruzuan Effendi menyebut melonjaknya harga daging ayam ras dan telur ayam beberapa waktu belakangan dipicu harga pakan yang masih tinggi.
“Harga pakan ayam yang masih cukup mahal. Diantaranya harga jagung di tingkat peternak yang mencapai Rp6.500,” ujarnya. Selain itu, lanjutnya, berbagai hajatan yang sedang banyak diselenggarakan masyarakat juga berdampak pada pembelian yang tinggi. “Hajatan dari masyarakat yang pulang haji masih cukup banyak di Sumsel ini. Makin banyak permintaan, semakin tinggi harganya," lanjutnya. Kemudian, momen Iduladha yang mendorong permintaan masyarakat. "Tapi ada juga musim panen raya. Sehingga ada pasokan cukup tinggi terkait bawang Merah, karena di sentra produksi brebes, nganjuk, demak dan beberapa wilayah sentra produksi bawang merah sangat banyak sehingga distribusi melimpah di Sumsel," tambahnya. Disisi lain, penyesuaian harga BBM jenis pertamax turbo mengalami peningkatan sebesar Rp400 per liter, dexlite naik Rp500 per liter dan pertamina dex naik Rp300 per liter. Kemudian masa akhir libur sekolah. Sehingga meningkatkan ongkos transportasi khususnya di angkutan udara yang mempengaruhi tarif transportasi ini. "Masuk ajaran baru mulai tingkat TK-perguruan tinggi memicu peningkatan konsumsi barang-barang kebutuhan sekolah," lanjutnya. Berdasarkan 11 kelompok pengeluaran, yang terbesar penyumbang inflasi dari kelompok makanan dengan andil inflasi 0,22 persen, "Sedangkan penyumbang terbesar deflasi dari kelompok perlengkapan, peralatan pemeliharaan rumah tangga dengan 0,28 persen," pungkasnya. (yun/tin)  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan