https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Kredit Sindikasi Mandiri Rp106,36 T

JAKARTA - Pengembangan bisnis berkontribusi langsung terhadap perekonomian di dalam negeri. Mendukung sektor usaha itu salah satunya lewat pembiayaan dengan skema sindikasi menjadi upaya strategis. Bank Mandiri berhasil mengelola kredit sindikasi paling jumbo. Nilainya mencapai US$7,1 miliar atau setara Rp106,36 triliun (kurs Rp14.980 per dolar AS) dari total kredit sindikasi di Indonesia. Bank berlogo pita emas itu berada di peringkat teratas sebagai mandated lead arrangers (MLA) versi Bloomberg League Table Reports dengan pangsa pasar 11,79 persen untuk periode 1 Januari-6 Juli 2023.

"Sejalan dengan laju ekonomi yang membaik, kami melihat pertumbuhan sektor riil mengarah ke level positif dan kebutuhan penyaluran kredit sindikasi pada 2023 juga cukup baik," kata Direktur Corporate Banking Bank Mandiri, Susana Indah Kris Indriati.
Bank Mandiri juga berhasil menduduki posisi runner-up dari sisi bookrunner. Tercatat perolehan pangsa pasar mencapai 8,89 persen dengan total nilai menembus US$439,69 juta atau Rp6,58 triliun hingga 6 Juli 2023. Menurut Indah, dari transaksi kredit sindikasi yang dikelola Bank Mandiri sebagai MLA ataupun bookrunner, tak sedikit yang melibatkan lembaga keuangan internasional. Sejalan dengan demand atas Indonesian syndicated loan di luar negeri yang cukup tinggi. Dia menilai dengan kondisi likuiditas bank yang solid dan tingkat suku bunga saat ini, beberapa perusahaan lebih memilih fundraising melalui kredit sindikasi ketimbang penerbitan surat berharga. Sementara itu, hasil survei perbankan Bank Indonesia (BI) mengindikasikan penyaluran kredit baru pada kuartal II 2023. Tecermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru sebesar 94 persen."Pertumbuhan kredit baru tersebut terjadi pada hampir seluruh jenis kredit. Kecuali, kredit investasi," terang Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono. (jp/fad)  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan