https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Penduduk Jadi 9,7 Juta Jiwa 

*2023, Bonus Demografi hingga 2041

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Jumlah penduduk Provinsi Sumsel diproyeksi mencapai 9,7 juta jiwa pada 2035 mendatang.

Dengan komposisi penduduk usia produktif lebih tinggi dibanding usia non-produktif. Kepala BPS Provinsi Sumsel,

Moh Wahyu Yulianto SST SSI MSi, mengatakan proyek BPS kurang lebih 9,7 juta jiwa dari posisi saat ini 8,65 juta jiwa.

"Karena itu kita harus merencanakan RPJMN dari Presiden tahun 2024 untuk generasi masa depan, 10-15 tahun ke depan,"

sampainya saat sosialisasi proyeksi penduduk kabupaten/kota 2020-2035 di The Zuri Hotel Palembang, Kamis (20/7).

BPS mengadakan sensus penduduk setiap 10 tahun sekali untuk melihat bagaimana struktur penduduk.

"Ada hal menarik dari hasil sensus penduduk kita di 2020. Tentu namanya penduduk trennya selalu meningkat dengan laju pertumbuhan 1,25 persen per tahun," terangnya.

 Tapi yang dilihat bukan hanya pertambahan penduduknya, juga bagaimana komposisinya supaya ke depan pihaknya dapat memperhatikan apa saja intervensi dalam pembangunan kependudukan.

"Hasil sensus penduduk kita di 2020, penduduk Sumsel berjumlah 8,5 juta jiwa dengan komposisi secara gender jumlah laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan.

Sex ratio-nya dari 100 perempuan ada 109 laki-laki," jelasnya. Dari sisi komposisi saat ini kecenderungan baik tingkat nasional maupun daerah,

komposisi generasinya produktif (generasi Z dan milineal).

"Tentu ini harus dipersiapkan ke depan, karena usia produktif ada yang masih sekolah harus dipersiapkan sarana dan prasarananya.

Supaya tak hanya produktif dari sisi kuat bekerja juga memiliki kompetensi," ujarnya.

Makanya bonus generasi produktif bukan hanya sehat saja, juga harus mampu bersaing di era keterbukaan pasar luar negeri ke Indonesia, begitupun sebaliknya.

"Dengan komposisi generasi Z dan milineal (generasi produktif) yang hampir 50 persen atau 4,2-4,5 juta jiwa, kita harus persiapkan untuk masa yang akan datang," tegasnya.

Sedangkan usia senja di 2020 sekitar 8,5 persen penduduk menua. Di 2035 komposisinya menjadi 14 persen dari 9,7 juta jiwa, artinya mereka tidak produktif lagi.

"Mungkin ada tapi hanya sekian persen (sebagian kecil) yang usia senja masih bekerja seperti menjadi dosen (sampai usia 60 tahun).

Tapi sebagian besar tidak produktif dan harus dipersiapkan terkait fasilitas asuransi kesehatan untuk mereka," jelasnya.

Dari segi gender,  komposisi kelompok usia tidak produktif di atas 60 tahun lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki.

Hasil sensus penduduk BPS ini bisa menjadi informasi bagi pemda terkait fenomena demografi yang ada di Sumsel.

Bukan hanya sehat tapi harus memiliki kompetensi. "Kita juga masih ada bonus demografi, artinya komposisi penduduk produktif lebih banyak dibanding yang tidak produktif," tukasnya.

Penduduk produktif itu indikatornya usia 15-60 tahun, usia non-produktif 0-14 tahun, atau usia 60 tahun plus.

"Sekarang kita bonus demografi hingga 2041. Ini peluang yang harus kita tangkap. Usia-usia produktif ini supaya mampu bersaing,

kuat, sehat, dan berkompetensi sehingga benar-benar mereka produktif dan mereka dapat menjadi gantungan bagi yang usia tidak produktif bukan justru jadi beban negara," pungkasnya. (tin/fad)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan