Angkat Sang Maestro Tari, Anna Kumari

Putar Perdana Film Dokumenter

PALEMBANG - SUMATERAEKSPRES.ID - Nama Maestro Tari Sumatera Selatan, Anna Kumari mungkin tak banyak dikenal generasi muda saat ini. Padahal karya dan perjuangannya untuk seni budaya Sumsel begitu banyak bisa dinikmati dan digunakan hingga saat ini. Lewat film dokumenter Jejak Langkah Maestro Tari Sumsel Anna Kumari berdurasi 54 menit, sang Maestro pun dapat lebih dikenal. Hingga menjadi inspirasi kaum muda melanjutkan perjuangannya mengenalkan seni budaya Sumsel lebih luas lagi. Film dokumenter ini memberi informasi bagaimana sosok Maestro Tari Sumsel itu dengan 50 karya tarinya. Dua di antaranya sangat dikenal dan digunakan sampai sekarang, yaitu Tari Tepak Keraton dan Selandang Mayang. Diketahui, perempuan kelahiran Palembang, 10 November 1945 itu merupakan ayunda artis senior Anwar Fuadi. Film dokumenternya diproduseri Helen Susanti, disutradarai Rillo Abyudaya, dan diproduksi oleh Happysaka Production. Kemarin (18/7) gala premiere pemutaran film ini di Bioskop CGV SOMA Palembang. Anna Kumari memiliki rasa cinta luar biasa terhadap kebudayaan lokal daerah. Kecintaannya digambarkan dalam bentuk tarian. Saat hadir langsung pada pemutaran film dokumenter, ia berpesan pada generasi muda supaya melanjutkan cita- citanya mengenalkan adat/budaya Sumsel lebih luas.
“Pilu tapi merasa sangat bahagia, dengan usia senja masih dihormati. Dengan kondisi kesehatan sekarang harus menerima transfusi rutin dan mengalami kelumpuhan,” katanya mengungkapkan perasaannya.
Dia mengatakan dirinya bisa menciptakan 50 tari. Tari ini berhubungan dengan seni lainnya, seperti menari pasti harus menggunakan pakaian adat (songket). “Songket warisan 100 tahun saya pakai.
Songket itu akhirnya koyak, dari sana saya buka sanggar songket dengan mengajak anak-anak putus sekolah tanpa dibayar. Saya juga mendirikan band Putri Ayam Molek di tahun 60-an,” jelasnya.
Selain tarian, Anna menciptakan 50 lagu. “Tari, lagu yang saya ciptakan ada kisahnya seperti lomba bidar di Sungai Musi,” ujarnya. Karena kecintaannya kepada seni, Anna Kumari mendapat Upakarti dari Presiden RI Soeharto pada 1993. Upakarti ini atas jasa kepeloporannya mengembangkan industri kecil yang hingga saat ini dikenal Sanggar Kerajinan Anna Kumari. Kesuksesan Anna Kumari menjadi seorang Maestro Tari Sumsel tak lepas dari dukungan sang suami tercinta, H Hakky Alian BA. Sutradara Film, Rillo Abyudaya mengatakan film ini diproduksi 8 bulan.
“Semua proses pembuatan film kita lakukan di Palembang terutama di kawasan wisata,” jelasnya.
Produser, Helen Susanti menambahkan adanya film ini masyarakat dapat mengenal Anna Kumari dan karyanya. “Kami buat film dokumenter Maestro Tari Sumsel supaya terdokumentasi dengan baik,” pungkasnya. (tin/fad)  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan