Tahun Ini Nihil Penyertaan Modal

5 BUMD Menghasilkan, 6 Belum Optimal

PALEMBANG - Pemprov Sumsel mencatat enam Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) butuh perhatian serius. Sebab, dari 11 BUMD, hanya lima yang sudah menghasilkan.
“Untuk enam BUMD itu kinerjanya belum maksimal," kata Kepala Biro Ekonomi Pemprov Sumsel, Hengky Putrawan, kemarin. Menurutnya, enam BUMD yang jadi perhatian tersebut bukan berarti merugi.
Tapi belum optimal. Jadi perlu pembinaan dan pendampingan. “Baik itu Jakabaring Sport City (JSC), PT Prodexim, PT Sriwijaya Agro Industri dan tiga BUMD lagi,” bebernya. Sedangkan yang sudah bagus, yakni Bank Sumsel Babel, Jamkrida, Swarna Dwipa dan dua BUMD lain. BUMD milik pemprov bergerak di berbagai bidang. Mulai perbankan, pejaminan, energi, pangan dan lainnya. Yang sudah baik, artinya mampu memberikan profit. Masuk sebagai pendapatan asli daerah (PAD). Dia mencontohkan JSC, harusnya menghasilkan PAD dari event dan parkir. Tapi karena asetnya banyak, biaya pemeliharaan besar. Belum lagi keamanan serta gaji karyawan. "Maka, antara penghasilan dan biaya operasional serta pemeliharaan tidak sebanding," katanya
"Banyak hal. Jadi tidak bisa melihat BUMD harus profit. Kondisinya stabil saja bersyukur," tambah Hengky.
Tahun ini, tidak ada dana penyertaan modal untuk BUMD. Termasuk kepada Bank Sumsel Babel. Pemprov fokus kepada perbaikan kinerja dan pembinaan. Supaya semua BUMD bisa servive. "Kalau ditanya kenapa BUMD yang tidak menghasilkan tidak ditutup saja, ya tidak semuda itu juga.
Ada banyak hal yang harus dipikirkan. Break event Point (BEP) tiap BUMD yang didirikan juga berbeda," imbuhnya.
Pemprov akan menggandeng Universitas Sriwijaya dan Univeristas Indonesia untuk melakukan kajian terhadap BUMD yang ada. "Nanti akan dikaji dan diminta masukan apa saja yang harus dilakukan agar terjadi perbaikan kinerja," pungkasnya. (yun)  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan