Pantau Kecukupan Asupan Makanan

*Cegah Stunting,  Ukur Laju Pertumbuhan Berkala

PALEMBANG – Angka stunting Sumsel tahun ini memang turun signifikan, dari sebelumnya 24,8 persen menjadi 18,6 persen. Kendati sudah turun banyak, Pemprov Sumsel masih tetap memberi perhatian ekstra dalam upaya menangani kasus stunting. Tak kalah penting, pencegahan dengan mencegah faktor pencetusnya. Dokter Spesialis Anak RSMH Palembang sekaligus Ketua IDAI Sumsel, dr.Julius Anzar SpA (K) mengatakan penyebab stunting lantaran kekurangan asupan makanan. “Jumlah dan kualitas asupan yang kurang juga bisa berakibat pada infeksi kronis misalnya infeksi tuberkulosis paru, saluran kemih, atau infeksi kronis lainnya, jadi bukan hanya stunting,” katanya kemarin. Dikatakan, jumlah dan kualitas asupan makanan untuk mencegah stunting sama dengan asupan makanan anak normal. “Yang terpenting lakukan pemantauan kecukupan asupannya dengan cara mengukur laju pertumbuhan berkala seperti setiap bulan sekali ke Posyandu,” jelasnya. Menurutnya, dengan pengukuran berkala dapat ditemukan stunting atau gagal tumbuh sedini mungkin. “Apabila mendapatkan atau menemukan kasus stunting di masyarakat, segera rujuk ke rumah sakit. Karena yang mampu memastikan apakah dia murni stunting atau bukan itu dokter spesialis anak,” sebutnya. Tapi ia menegaskan tak semua anak pendek itu stunting. Ahli Gizi Klinik RS Dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, Yenita DCN MPH RD menjelaskan stunting merupakan kondisi di mana tinggi badan seseorang anak jauh lebih pendek dibanding tinggi badan orang seusianya. Penyebabnya karena kekurangan gizi kronis, terutama saat 1000 HPK (hari pertama kehidupan) atau janin dalam kandungan (270 hari) hingga anak berusia 2 tahun. “Ini bisa terjadi karena gizi buruk dialami ibu hamil dan anak balita, kurangnya akses air bersih dan sanitasi, dan lainnya,” jelasnya. (nni/fad)  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan