Ahli Waris JCH OKUT Dapat Asuransi

*Meninggal, Dibadal-hajikan Petugas

PALEMBANG – Jemaah asal OKU Timur, Turiyah akhirnya benar-benar tak kesampaian menginjakkan kakinya di Tanah Suci. Sempat tertunda berangkat bersama rombongannya di Kloter 1, warga Belitang ini kemudian harus dirujuk ke RS Siti Fatimah Az Zahra.
Namun takdir berkata lain. Minggu (28/5), pukul 00.15 WIB, dia pun berpulang menghadap Sang Khalik. “Setelah pemeriksaan kesehatan di Asrama Haji, jemaah tersebut dirujuk ke rumah sakit. Menurut tim media, dia alami anemia dan gangguan kesehatan lain,” jelas Kepala Kanwil Kemenag Sumsel, Dr H Syafitri Irwan, kemarin.
Di rumah sakit, Turiyah langsung mendapatkan penanganan medis. “Namun Allah SWT berkehendak lain. Kami mewakili pemerintah khususnya PPIH embarkasi Palembang turut berdukacita atas berpulangnya almarhumah,” ungkap dia. Jenazah almarhumah Turiyah sudah dibawa pulang ke Belitang, OKU Timur. “Kami yakin almarhumah meninggal husnul khotimah karena sudah berniat dan dalam proses perjalanan ibadah haji, meski pun belum terbang ke Tanah Suci,” bebernya. Sementara dari kloter 2 yang terbang ke Tanah Suci, kemarin, ada seorang jemaah yang tertunda. Atas nama Kartila (63), warga Prabumulih. “Jemaah itu sudah dirujuk ke RS Siti Fatimah untuk dirawat dan distabilkan kondisinya. Semoga bisa segera sehat dan kita berangkatkan pada kloter berikutnya,” katanya. Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag Sumsel H Armet Dachil menambahkan, sesuai regulasi, almarhumah akan dibadalhajikan oleh petugas haji Indonesia.
“Selain itu, ahli warisnya juga berhak mendapatkan asuransi,” katanya. Program badal haji ini menjadi bagian dari layanan yang disiapkan untuk jemaah yang memenuhi criteria.
Ia menjelaskan, ada tiga kelompok jemaah yang bisa dibadalhajikan. Pertama, jemaah yang meninggal dunia di asrama haji embarkasi atau embarkasi antara, saat dalam perjalanan keberangkatan ke Arab Saudi, atau di Arab Saudi sebelum wukuf di Arafah. Kedua, jemaah yang sakit dan tidak dapat disafari-wukufkan. Ketiga, jemaah yang mengalami gangguan jiwa. Kepala KKP Palembang, Emmilya Rosa mengatakan, setelah dirujuk ke RS Siti Fatimah Az Zahrah, almarhum Turiyah didiagnosa mengalami anemia akut, gangguan jantung serta Hb dan saturasi udara rendah.
Untuk jemaah Prabumulih dari kloter 2 yang tertunda berangkat, hasil diagnosanya mengalami anemia berat dan diabetes melitus (DM). “Sejauh ini baru itu diagnosanya, Hb rendah, anemia berat, serta ada sakit DM. Sedang dalam perawatan dan penanganan medis,” jelas dia. Kemarin, sebanyak 355 jemaah asal OKU Timur sudah masuk Asrama Haji Palembang. Mereka akan diberangkatkan hari ini ke Tanah Suci.
Sementara, jemaah kloter 1 dan kloter 2 telah tiba di Madinah. Informasinya, sebanyak 20 jemaah haji Indonesia yang mengalami gangguan kesehatan kini mendapatkan perawatan di rumah sakit. Ada 13 jemaah dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Tujuh jemaah lainnya di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS). Mereka umumnya menderita penyakit jantung, paru dan demensia. (nsw)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan