Siapkan Kain Kafan, Berharap Bantuan Bentor
*Desa Bailangu
SEKAYU - Salah satu program andalan Desa Bailangu, Kecamatan Sekayu, Muba yakni menyediakan kain kafan, batu nisan bagi warganya yang tertimpa musibah kematian.
Selain itu, guna meringankan beban warganya juga menyediakan 10 dus air mineral.
“Sudah kami anggarkan setiap warga yang tertimpa musibah keluarganya ada yang meninggal dunia akan kami berikan bantuan dana sepaket yakni Rp500 ribu buat kain kafan, batu nisan serta 10 dus air mineral di luar dana tersebut,” ujar Ali Sodikin, kades Bailangu, kepada koran ini.
Dikatakannya, bantuan itu diberikan kepada seluruh warga Desa Bailangu yang memegang kartu tanda penduduk (KTP) baik yang bermukin di desa maupun warga luar yang akan dikebumikan di Desa Bailangu.
“Jadi kalau ada warga Bailangu yang meninggal dari Palembang dan dikebumikan di Desa Bailangu akan tetap kami berikan bantuan,” tuturnya.
Program bantuan ini sudah berlangsung selama dua tahun.
“Tahun ini saja sudah mencapai 25 orang dan tahun kemarin sebanyak 56 orang yang pemdes Bailangu beri bantuan,” jelasnya seraya mengatakan ahli musibah tinggal memandikan mayat saja.
Soal ketahanan pangan, dilakukan perbaikan jalan produksi menuju ke sawah.
Kemudian, rencana penimbunan sawah untuk membangun gedung serbaguna.
“Mudah-mudah pada tahap kedua di tahun ini dapat teralisasi atas bantuan Pemkab Muba,” paparnya.
Desa Bailangu merupakan desa pertama yang mempelopori mengambil sampah dari masyarakat dengan mengunakan bentor guna dibuang ke tempat pembuangan induk.
“Jadi akses sampah yang berada di jalan raya diambil pemerintah, tapi yang di jalan desa kami yang melakukannya.
Sehingga diperlukan sarana untuk mengangkut sampah tersebut,” akuinya.
Untuk menjaga kebersihan lingkungan, Pemdes Bailangu juga telah membagikan tong sampah kepada warganya.
“Saat ini dalam sehari, kami hanya mampu mengangkut 1 ton sampah. Padahal untuk jumlah sampah keseluruhan yang ada di Desa Bailangu bisa mencapai 3 ton lebih,” katanya.
Karena itu, masih dibutuhkan kendaraan atau bentor untuk mengangkut sampah tersebut.
“Sehingga bisa terus terangkat. Lambannya mengangkut sampah menimbulkan bau tak sedap dan mengkhawatirkan timbulnya penyakit bagi warga,” pungkasnya. (irf/lia)