https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Mantu Bertaring Inovasi Puskesmas Ariodillah

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Sepanjang tahun 2019, cakupan balita yang ditimbang (D/S) diwilayah kerja Puskesmas Ariodillah sudah mencapai target,100%. Hal itu dikarenakan perhitungan capaian dilakukan secara akumulatif. Pada tahun 2020, perhitungan capaian balita yang ditimbang (D/S) dilakukan bukan lagi secara kumulatif melainkan sesuai dengan bulan berjalan, sehingga target belum bisa tercapai (100%). Pada bulan Januari 59,26%, Februari 91.15%, Maret (31,91%), sedangkan pada bulan April-Juli Capaian D/S tidak sampai 10% dikarenakan dalam masa Pandemi Covid-19. Pada pelaksanaan Posyandu ditunda dan TK/PAUD juga di liburkan., Sehingga target D/S tidak tercapai. Oleh karena itu, diadakan suatu inovasi kegiatan yang diberi nama MANTU BERTARING kepanjangan dari peMANtauan perTUmbuhan BERsama ibu baliTA via daRING di Puskesmas Ariodillah. BACA JUGA : Puskesmas Dempo Inovasi Perahu Lansia Tujuan inovasi ini antara lain; Mempermudah dalam pemantauan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Ariodillah; Meningkatkan cakupan balita yang ditimbang (D/S) di Puskesmas Ariodillah; Mencegah penyebaran Virus Corona; Mendeteksi dini balita gizi kurang dan stunting; Penanganan Balita gizi kurang dan stunting yang lebih terstruktur dan fokus; serta Menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas. Kegiatan MANTU BERTARING, meliputi; Pemantauan pertumbuhan dilakukan mandiri di rumah dengan Buku KIA; Penimbangan dan pengukuran dapat menggunakan alat sendiri maupun di rumah Kader posyandu dengan janji temu; Petugas gizi membuat WaGroup yang anggotanya para ibu balita (0-59 bulan 29 hari); Hasil penimbangan dan pengukuran dilaporkan via WaGroup setiap bulannya; Petugas gizi mencatat dan melaporkan hasil pengukuran melalui Aplikasi e-PPGBM. Balita yang dipantau merupakan anak yang berusia 0-59 bulan 29 hari ; Apa bila ada anak yang berisiko berat badan kurang (BB/U dibawah -2SD) dan anak yang berat badannya tidak naik lakukan konfirmasi dengan melihat status gizinya (BB/TB) serta perlu dipantau pertumbuhannya oleh tenaga Kesehatan/ kader. Anak dengan BB/PB atau BB/TB dibawah -2 SD pastikan mendapat makanan tambahan (MT) program, baik melalui janji temu di Puskesmas atau melalui kunjungan rumah; Petugas kesehatan yang dibantu kader untuk menjadwalkan kunjungan rumah untuk melakukan pemantauan maupun penanganan selanjutnya. BACA JUGA : Puskesmas Gandus Luncurkan Inovasi Gelanting Prioritas kunjungan dilakukan pada Balita. Apa bila ada anak dengan status gizi buruk (BB/PB atau BB/TB dibawah -3 SD), harus tetap diberikan tata laksana gizi buruk dengan memperhatikan beberapa pembatasan pertemuan/ kontak (periode pertemuan/ kontrol) dan physical distancing) serta harus menggunakan alat perlindungan diri (APD) untuk mencegah penularan Covid-19. Kesimpulan Inovasi ini adalah untuk meningkatkan peran aktif ibu dalam pemantauan pertumbuhan balita dan menurunkan prevalensi stunting. (Ril)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan