Tersentuh Kisah PSK yang Kesulitan Jadi TKW
*Wisnu Wijaya, Pengagas Inovasi Bersoda Berperisa untuk Orang HIV-AIDS
Bersoda Berperisa. Awalnya dikira sejenis minuman. Ternyata nama sebuah inovasi dari kegiatan sukarela di bidang kesehatan. Kepanjangannya, Berawal dari Sosial Media, Berani Periksa HIV-AIDS. Pengagasnya Wisnu Wijaya.
-------------------
Suasana Puskesmas Pakjo Palembang tampak cukup ramai. Warga datang untuk berobat. Sanak saudara mereka ikut mendampingi. Wisnu Wijaya, si pengagas inovasi Bersoda Berperisa kerja di sini.
Dia seorang ahli tenaga laboratorium medik (ATLM) pada Puskesmas Pakjo Palembang. Di sela kesibukannya, pria kelahiran Palembang, 23 Oktober 1996 itu menyempatkan diri untuk berbagi cerita seputar inovasi Bersoda Berperisa itu.
Wisnu menuturkan, sebagai ATLM, dia awalnya hanya sekadar bekerja. Sesuai job desk. Selesai kerja, terus pulang. Sampai suatu hari, datang seorang pekerja seks komersil (PSK). “Dia memohon untuk bisa periksa HIV-AIDS. Katanya mau menjadi tenaga kerja wanita (TKW). Hasil pemeriksaan itu jadi salah satu syarat,” ungkapnya. Wanita itu ‘pasien’ pertamanya.
Wanita itu cerita, dia sudah keliling ke klinik-klinik kesehatan. Tapi sebanyak itu pula dia mendapatkan penolakan. Alasannya sepele. Karena tidak ada rujukan. “Jadi dia mohon untuk bisa diperiksa. Ceritanya membuat saya tersentuh,” ungkap Wisnu.
Jebolan Poltekkes Kemenkes Palembang 2017 ini akhirnya melakukan konseling lebih lanjut terhadap sang pasien. Wisnu sampai ikut menangis karena cerita kisah hidup wanita itu yang memilukan hati. “Terungkap kalau dia ternyata seorang wanita pekerja seks,” beber Wisnu.
Hanya saja, profesi itu bukan kehendaknya. Tapi hanya dengan cara tersebut, wanita itu menghidupi anaknya. Setelah mendapatkan pasien itu, Wisnu pun berpikir panjang.
Dalam pikiran saya, kalau bekerja hanya bekerja, kerja di hutan juga kerja. “Tapi saya merasa hal-hal seperti ini menjadi tanggung jawab seorang tenaga kesehatan. Agar setiap orang dapat mengetahui status kesehatannya tanpa terkecuali," kata dia.
Mulai awal Januari 2022, Wisnu mulai buat aplikasi Bersoda Berperisa. Termasuk menjalankan kegiatannya membantu warga yang ingin memeriksakan diri. "Di awal masih sedikit peminat. Saya coba mengikuti perkembangan zaman dan akhirnya kepikiran buat update poster pada Dating App seperti MiChat, Tinder, bahkan Line,” ungkapnya.
Pada semua Dating App dan sosial media itu ada fitur people nearby yang bisa kelihatan orang-orang sekitar. “Harapannya, barangkali mereka membutuhkan," ucap pria yang tahun ini terpilih menjadi Tenaga Kesehatan Teladan Tingkat Kota Palembang 2023 Kategori ATLM.
Dalam menjalankan inovasinya, Wisnu tidak sendiri. Tapi di-support tim Bersoda Berperisa. Mereka terdiri dari dokter, konselor, serta penjangkau lapangan.
Untuk penjangkau lapangan, Wahyu minta bantuan dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) Yayasan Intan Maharani yang sudah profesional bergelut di bidang HIV-AIDS.
Dia bersyukur dapat dukungan penuh dari Kepala Puskesmas Pakjo, dr Novia Diana Roza MKes. Mulai dari surat tugas, dana transpor BOK, dan lainnya. “Bahkan beliau selalu mengikutsertakan saya ke sekolah-sekolah untuk sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Saya merasa luar biasa di-support beliau," tuturnya.
Salah satunya, menjadi perwakilan ATLM Palembang pada Workshop Mentoring Aplikasi SIHA HIV AIDS di Sentul Bogor Tahun 2022. Selama kegiatan ini dilaksanakan, banyak kejadian dan pengalaman dialami. Wisnu mengungkapkan, diskrimasi terhadap penderita HIV-AIDS masih tinggi. Di mata masyarakat, HIV-HID seperti penyakit kutukan.
Seolah-olah yang terjangkit penyakit ini semuanya karena melakukan seks bebas. Padahal tidak seluruhnya begitu. "Makanya, kita juga punya cara pendekatan kepada pasien. Kalau petugas datang ramai-ramai, mereka tidak mau. Jadi paling kita datang berdua, pakai baju biasa. Kelihatan masyarakat seperti temen mereka," bebernya.
Kemauan memerisakan diri dan tingkat kepedulian masyarakat terhadap HIV-AIDS masih rendah. Walau pun sebenarnya sudah banyak yang tahu apa itu HIV-AIDS, bagaimana penularannya dan mencegahnya. Yang susah ini menumbuhkan kepedulian untuk tes. Karena banyak masyarakat yang merasa malu.
“Kalau mereka datang ke puskesmas, kilink, atau rumah sakit dan bilang mau tes HIV-AIDS, pasti semua mata tertuju pada mereka. Kesannya tabu sekali. Dan itu membuat malu. Kapok,” imbuh Wisnu.
Selain itu, banyak masyarakat yang mengira pemeriksaan HIV-AIDS mahal dan susah didapatkan. Hadirnya, inovasi Bersoda Berperisa ini mendapat sambutan luar biasa. Itu diketahui Wisnu setelah survei melalui google form.
Cakupan orang yang dites HIV pada inovasi Bersoda Berperisa meningkat tajam. “Hingga Mei 2023 ini sudah 144 orang yang tes. Didapatkan 12 orang yang ODHIV (orang dengan HIV-AIDS), yang sudah mendapatkan obat ARV," bebernya.
Bentuk kegiatan dari inovasi ini ada tiga tahapan. Pertama, promosi yang dilakukan dengan memposting poster informasi ke Dating App dan sosial media.
"Ketika ada klien yang berminat tes, mereka akan menghubungi nomor kontak yang tertera. Bisa juga bisa konsultasi apa pun yang mereka ingin tanyakan seputar HIV-AIDS," jelasnya.
Kedua, konseling. Ketika ada klien yang ragu, tentunya mereka akan banyak tanya. Perlu usaha meyakinkan mereka bahwa pemeriksaan ini sangat penting. Apalagi orang tersebut pernah melakukan kegiatan berisiko seperti melakukan seks tanpa kondom.
Ketika, testing. Setelah ada kesepakatan, Wisnu dan tim akan melakukan testing. “Fleksible dan bebas, di mana dan kapan. Supaya mereka merasa nyaman. Kami bisa mengunjungi rumah mereka, bisa bertemu dan janjian di suatu tempat. Ada pula yang langsung buat janji untuk datang ke puskesmas. Semua kami layani," ungkap putra pasangan almahum Eddy Darwis dan Rita Zahara ini.
Bagi yang hasil tesnya negatif HIV-AIDS, tetap diberikan edukasi agar menjaga PHBS. Jauhi seks bebas, dan diingatkan untuk tes ulang tiga bulan ke depan. Sebab, bisa saja tes pertama masuk window period atau masa virus berinkubasi, jadi belum terdeteksi. Sedangkan untuk yang hasilnya positif, langsung diberikan terapi ARV. “Obat ini mau tidak mau mereka konsumsi seumur hidup dengan pengawasan dan pendampingan tenaga ahli," kata pria yang pernah menjadi semifinalis Bujang ASN Kota Palembang 2021 dan Finalis Putra Putri OJK Sumatera Selatan 2018 itu.
Kalau ada keluhan lain dari orang itu, Wisnu dan tim akan membantu dapatkan obat sesuai keluhan. Disediakan pula konsultasi gratis bagi mereka. Wisnu menambahkan, masyarakat yang ingin memeriksakan diri melalui inovasi ini dipastikan tidak dipungut biaya. Gratis. “Petugas tidak memungut biaya sepeserpun," pungkasnya. (tin)