Ridho Yahya “Ekspor” Tenaga Kerja ke Negeri Sakura
Ratusan Pemuda Mulai Jalani Tes
Program Pengentasan Kemiskinan di Kota Prabumulih
WALI KOTA Prabumulih, Ir H Ridho Yahya MM kembali berinovasi. Setelah berhasil mengurangi pengangguran dengan bekerjasama terhadap berbagai perusahaan di pulau Jawa. Kini orang nomor satu di kota nanas itu bakal mengirim tenaga kerja asal Prabumulih ke Negeri Sakura, Jepang.
Tak ayal, inovasi Ridho Yahya itu ternyata belum dimiliki oleh Kabupaten/Kota lain di Indonesia. "Program ini baru pertama, keinginan kami seluruh Indonesia dan Prabumulih menjadi contoh sehingga bisa dilaksanakan di seluruh Indonesia ," ujar International Manpower development organization Japan (IM Japan) cabang Jakarta, Mr Akasaka Jiro dibincangi disela-sela acara seleksi program pemagangan ke Jepang, di gedung Kesenian Rumdin Walikota Prabumulih, Senin (8/5).
Adapun kriteria yang diinginkan Jepang, kata dia. Selama ini identik yang mempunyai semangat bekerja, jujur dan sopan menjadi keinginan pihaknya dalam menerima tenaga kerja.
Perwakilan Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktifitas (Dirjen Binalavotas) Bukhori SS MSi mengatakan, pihaknya pada prinsipnya tidak mengenal kuota selama peserta memenuhi standar bisa berangkat. "Untuk tahapan tes sendiri ada matematik 15 menit 20 soal dan harus benar minimal 14 soal, tes kesemaptaan tidak boleh tindik tato dan estetika tubuh, tes fisik meliputi lari, push up, sit up dan terakhir tes wawancara," sebutnya mengaku peserta harus mempunyai pengetahuan umum tentang Jepang.
Seluruh peserta, rencananya akan ditempatkan di perusahaan produksi, perusahaan manufaktur dan lainnya hampir 100 jenis pekerjaan yang dimagangkan. "Nanti sistem kontrak minimal 3 tahun maksimal 5 tahun," jelasnya mengaku untuk sementara Prabumulih kota pertama memberangkatkan pekerja ke Jepang.
Wali Kota Prabumulih, Ir H Ridho Yahya MM menambahkan, program pemagangan ke Jepang merupakan progrm pengentasan pengangguran yakni magang di luar negeri. "Semuanya ditanggung APBD kota Prabumulih dan kita pilih yang berkualitas karena dilakukan tes terlebih dahulu," terangnya.
Menurut pihak Kementerian, tidak banyak dari kabupaten/kota lain bahkan Prabumulih merupakan yang pertama. "Itu tadi, daripada kita memberi ikan lebih baik kita beri pancing," tukasnya. (chy)