Sumatera Ekspres | Baca Koran Sumeks Online | Koran Sumeks Hari ini | SUMATERAEKSPRES.ID - SUMATERAEKSPRES.ID Koran Sumeks Hari ini - Berita Terhangat - Berita Terbaru - Berita Online - Koran Sumatera Ekspres

https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Mitsubishi baru

Pengamat Kebijakan Publik Ingatkan Efek Domino Pengurangan TKD Bisa Sampai Shutdown, Ini Dampaknya

Drs Bagindo Togar Butar Butar - Foto: ist-

"Sebaiknya ditunda dulu. Jangan dipaksakan sebelum ada keputusan yang lebih adil. Pemerintah pusat harus mengalah dan mengkaji ulang kebijakan pengurangan TKD ini," imbuhnya.

Dua langkah penting perlu dilakukan pemerintah pusat untuk mencegah "shutdown" berkepanjangan. Pertama, mengembalikan besaran TKD seperti semula tanpa pengurangan. 

Kedua, memberikan kebebasan kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan mengeksploitasi potensi sumber daya yang ada.

"Semisal Dana Bagi Hasil (DBH) migas perlu dinaikkan. Dari 10 persen bisa dinaikkan menjadi 15 persen atau lebih. Provinsi seperti Musi Banyuasin (Muba) punya potensi besar dari migas, dan hasilnya seharusnya bisa kembali lebih banyak ke daerah," ujarnya.

BACA JUGA:Cek Besaran Dana Transfer TPG TW 1, Jika Tak Sesuai Gaji Pokok, Ini yang Harus Dilakukan

BACA JUGA:Pengelolaan Dana Transfer, Dukung Pembangunan Daerah

Jika hal ini dilakukan, menurutnya, pemerintahan daerah bisa kembali berjalan normal. Namun, bila tidak, maka shutdown operasional dan kegiatan pembangunan akan terus berlanjut. 

"Kalau terus dibiarkan, kegiatan pembangunan hanya sebatas operasional rutin, tanpa ada peningkatan signifikan dalam infrastruktur, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan lainnya," jelasnya.

Togar memperingatkan dampak lebih luas bila kebijakan ini diteruskan. "Kalau ini berlarut-larut, bisa timbul keresahan di kalangan kepala daerah. Mereka bisa membentuk gerakan seperti Serikat Kepala Daerah untuk menuntut hak otonomi fiskal yang diambil pusat. Ini bahaya, karena bisa memicu semangat menuju bentuk negara serikat," ucapnya dengan nada serius.

Ia menilai langkah pemerintah pusat yang "menganeksasi" keuangan daerah adalah bentuk egoisme kebijakan, tergesa-gesa, dan tidak bijak. "Egois dan terburu-buru, akhirnya tega mengorbankan pembangunan di daerah. Pemerintahan bisa lumpuh karena kebijakan seperti ini," tegas Togar.

BACA JUGA:Dana Transfer untuk APBD Dikurangi, Dana Perjalanan Dinas Dipangkas 50 Persen

BACA JUGA: ASN Telat Gajian, Dana Transfer Pusat Baru Masuk, Pemda Langsung Proses

Togar kembali menyerukan agar pemerintah pusat segera mengevaluasi kebijakan TKD. 

"Kalau tidak segera dikembalikan, pembangunan daerah akan stagnan. Pemerintah harus bijak, kembalikan TKD seperti semula atau beri ruang bagi daerah untuk meningkatkan PAD dan DBH-nya. Hanya dengan cara itu, kita bisa menghindari shutdown pemerintahan yang lebih parah," pungkasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan