Sumatera Ekspres | Baca Koran Sumeks Online | Koran Sumeks Hari ini | SUMATERAEKSPRES.ID - SUMATERAEKSPRES.ID Koran Sumeks Hari ini - Berita Terhangat - Berita Terbaru - Berita Online - Koran Sumatera Ekspres

https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Mitsubishi baru

Limpahkan Jasa Melalui Ritual Ulambana, Wujud Bakti Anak kepada Orang Tua-Leluhur

ULAMBANA: Umat Buddha mengikuti ritual Ulambana atau pelimpahan jasa dengan harapan agar orang tua atau leluhur mereka bisa terlahir kembali di alam bahagia.-foto: adi/sumeks-

PALEMBANGCarikan 3 Tags dan long tail keywordnya Bahasa Indonesia - Ratusan umat Buddha mengikuti ritual peringatan Ulambana. Acara dilaksanakan di Pusdiklat Budhayana Sriwijaya (PBS) sejak Rabu (17/9) pagi hingga malam. 

Rangkaiannya, acara pagi Ulambana Patra Sutra pukul 09.00 WIB. Lalu, Shang Gong pada pukul 10.30 WIB dan puncaknya,  Xiao Meng Shan sekitar pukul 18.00 WIB hingga selesai.

Ketua panitia Ulambana 2025, Lee Sen menyebutkan, Ulambana ini salah satu ritual sangat penting bagi umat Buddha. Sebagai wujud dan bukti bakti seorang anak kepada orang tua maupun leluhur yang sudah meninggal. Momen ini menjadi kesempatan mulia bagi seorang anak mendoakan orang tua dan leluhurnya.

"Selama pelaksanaan Ulambana, umat akan terus membaca Varita dan Sutra yang tentu saja bertujuan untuk mendoakan orang tua dan juga leluluhurnya termasuk keluarga mereka yang telah meninggal. Dengan doa itusupaya yang didoakan bisa terlahir lagi di alam bahagia," jelasnya. 

Ketua PBS, Sujarwo mengungkapkan, Ulambana dimaknai sebagai simbol bagi anak untuk berbakti kepada leluhur dan orang tuanya. Terutama mereka yang terlebih dahulu meninggalkan dunia. Nantinya, pahala dari semua kegiatan itu akan dilimpahkan kepada orang tua atau leluhur tersebut. 

BACA JUGA:Doakan Leluhur Terlahir di Alam Bahagia, Umat Buddha Rayakan Ulambana

BACA JUGA:Ribuan Umat Rayakan Ulambana di Vihara Dhatmakirti: Doa dan Pelimpahan Jasa untuk Orangtua dan Leluhur

"Ulambana atau pelimpahan jasa, bermakna bakti anak ke leluhur dan orang tua yang kini telah meninggal. Anak atau keluarga yang masih hidup melakukan darma dengan membaca sutra, varita ataupun perbuatan baik lainnya. Nantinya semua dilimpahkan kepada leluhur atau orang tua yang sudah meninggal," jelasnya. 

Pembina Yayasan Teratai Sriwijaya, Sukartek mengungkapkan, setiap tahun jumlah umat yang ikut ambil bagian dalam Ulambana terus meningkat. Bila sebelumnya ada 70-an meja atau altar persembahan, tahun ini lebih dari 80 meja. "Keberadaan kita sudah dirasakan manfaat oleh masyarakat sekitar, terutama di momen Ulambana,” bebernya sembari berharap di tahun depan bisa lebih banyak lagi yang ikut Ulambana.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan