Opsi Jalan Khusus dari Tanjung Enim-Lahat, Dilarang Lintasi Jalan Umum Dampak Ambruknya Jembatan Muara Lawai
Mulai 1 Januari 2026, Truk Batu Bara Dilarang Lewat Jalan Umum! Gubernur Sumsel H. Herman Deru tegaskan solusi nyata pembangunan jalan khusus, perbaikan jembatan, dan pengendalian polusi. Fopto:Kris Samiaji/Sumateraekspres.id--
SUMATERAEKSPRES.ID - Gubernur Sumsel Dr H Herman Deru SH MM, kembali menegaskan terhitung 1 Januari 2026, angkutan batu bara clear melintasi jalan umum.
Mau tidak mau, perusahaan pertambangan batu bara bersama asosiasinya, harus membuat jalan khusus atau hauling.
Ambruknya jembatan Air Lawai B di Desa Muara Lawai, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat pada Minggu malam (29/6), langsung ditindaklanjuti Gubernur dengan menghentikan aktivitas di sejumlah ruas jalan umum.
”Terbukti efektif mengurangi kemacetan lalu di Muara Enim dan kawasan Merapi, Lahat,” ujar Gubernur Sumsel H Herman Deru, usai menerima silaturahmi Asosiasi Pertambangan Batu Bara (APB) Sumsel, di Griya Agung, Selasa (5/8).
Kata Deru, dampak dari larangan angkutan batu bara melintasi jalan umum tersebut, membuat beberapa tambang terpaksa menghentikan operasionalnya.
BACA JUGA:Ayola Sentosa Gelar Donor Darah
BACA JUGA:Ajarkan Rukun Islam,Sebagai Syiar Agama, Ratusan Murid SDIT Al Furqon Ikut Manasik Haji
Hal inilah yang menjadi bahan diskusi antara pemerintah dan APB Sumsel, untuk mencari solusi jangka panjang.
Salah satu opsi yang mengemuka adalah pembangunan jalan khusus angkutan batu bara, dari Tanjung Enim hingga Lahat.
“Jalan khusus ini akan menjadi jalur hilir-hulu khusus batu bara agar keluhan masyarakat bisa teratasi," jelas Deru.
Sehari sebelumnya, Gubernur Herman Deru baru meresmikan pembangunan jalan khusus dibangun PT Levi Bersaudara Abadi, sepanjang 26,4 km dari titik nol hingga Km 107 jalan khusus Servo Lintas Raya (SLR), di kawasan Merapi, Kabupaten Lahat. “Itu baru ruas di Lahat saja,” ujarnya.
BACA JUGA:Setujui Bahas Empat Raperda di Pansus
Point lain dari pertemuan kemarin, Gubernur menyampaikan APB Sumsel yang diketuai Andi Asmara, menyatakan kesanggupan mereka untuk mengganti penuh Jembatan Muara Lawai yang roboh akibat aktivitas angkutan batu bara tersebut.
