Keamanan Siber 2025, AI Menjadi Pedang Bermata Dua dalam Perang Digital
AI di dunia siber: Pelindung sekaligus ancaman. Di 2025, kecerdasan buatan menjadi kunci perang digital antara keamanan dan serangan hacker. Foto:Net--
SUMATERAEKSPRES.ID – Tahun 2025 menandai era baru dalam keamanan siber global. Transformasi digital yang semakin cepat telah menempatkan kecerdasan buatan (AI) di pusat strategi, bukan hanya sebagai alat bantu, tetapi juga sebagai senjata yang bisa melindungi sekaligus mengancam.
Dunia maya kini berubah menjadi medan pertempuran yang bergerak cepat, di mana kecerdasan, adaptabilitas, dan kecepatan menjadi penentu utama kemenangan.
Tantangan AI dalam Menghadapi Serangan Siber
1. Phishing Canggih dan Personalisasi Serangan
AI kini memungkinkan hacker membuat email phishing yang sangat mirip dengan gaya komunikasi korban.
Dengan teknologi Natural Language Processing (NLP), AI mampu meniru nada bicara, struktur kalimat, bahkan kebiasaan menulis korban.
BACA JUGA:6 Profesi Digital Paling Dicari di ASEAN 2030: Dari AI, Fintech, hingga Keamanan Siber
BACA JUGA:Joki DANA Kaget, Wajah Baru Kejahatan Siber yang Menyusup Lewat Janji Manis Saldo Gratis
Serangan ini bukan lagi masif dan acak, tetapi sangat terpersonalisasi, sehingga tingkat keberhasilannya meningkat drastis.
2. Deepfake: Ancaman Identitas Digital
Deepfake berkembang pesat, memungkinkan pembuatan video dan audio palsu yang meniru suara dan wajah tokoh penting.
Dalam dunia korporasi, penyerang bisa berpura-pura menjadi CEO untuk memerintahkan transfer dana. Sementara di ranah pemerintahan, teknologi ini bisa menyebarkan disinformasi atau memicu ketegangan diplomatik.
BACA JUGA:LPS Perkuat Keamanan Siber dan Pantau Indeks Menabung untuk Jaga Stabilitas Keuangan Nasional
3. AI Malware dan Ransomware Pintar
Malware berbasis AI mampu mempelajari sistem target dan menyesuaikan perilakunya agar tetap tersembunyi.
Ransomware modern bahkan bisa mengenali file paling bernilai dan mengenkripsinya secara selektif untuk menekan korban.
Beberapa malware canggih dapat berkomunikasi dengan server command-and-control melalui protokol terenkripsi yang sulit dilacak.
