Sumatera Ekspres | Baca Koran Sumeks Online | Koran Sumeks Hari ini | SUMATERAEKSPRES.ID - SUMATERAEKSPRES.ID Koran Sumeks Hari ini - Berita Terhangat - Berita Terbaru - Berita Online - Koran Sumatera Ekspres

https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Mitsubishi baru

Kayangan: Kampung Layangan yang Mampu Produksi 1.000 Buah Per Hari

Kayangan: Kampung Layangan yang Mampu Produksi 1.000 Buah Per Hari-Foto: IST -

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Di sebuah lorong sempit di kawasan Seberang Ulu Satu Palembang, tepatnya di Jalan Wahid Hasyim Lorong Sepupu, geliat ekonomi kreatif masyarakat terus hidup.

Meski hanya selebar satu meter, lorong padat penduduk itu kini dikenal luas sebagai sentra kerajinan layangan yang mampu memproduksi hingga seribu buah setiap hari.

Sejak pagi, suasana perkampungan sudah ramai. Warga beraktivitas seperti biasa, mulai dari pergi bekerja hingga mengantar anak ke sekolah.

Namun, ada satu hal unik yang membedakan Lorong Sepupu dengan kampung lain: hampir setiap rumah di sini menggantungkan puluhan layangan warna-warni, siap dijual kepada pembeli.

BACA JUGA:Kementerian ATR/BPN Mantapkan Transformasi Layanan Publik dalam Rapim Nasional

BACA JUGA:Dirjen Tata Ruang Dorong Percepatan Pengesahan RDTR AeroCity Banjarbaru

Tradisi Turun-Temurun Sejak 1970-an

Di balik semarak itu, terdapat kisah panjang. Salah satunya datang dari Desy, pengrajin layangan yang sudah lebih dari 25 tahun menekuni profesi ini. Ia menceritakan, tradisi membuat layangan di Lorong Sepupu sudah ada sejak tahun 1970-an.

“Kampung ini termasuk generasi kedua pembuat layangan. Dalam sehari saya bisa menghasilkan sekitar 300 layangan. Ada juga pengrajin lain yang sanggup membuat hingga 1.000 buah per hari, tergantung banyaknya pesanan,” ujarnya sambil meraut bilah bambu di teras rumah.

Harga jual layangan di Kayangan—sebutan baru kampung ini—berkisar Rp700 hingga Rp1.200 per buah.

BACA JUGA:Manchester United Dipermalukan Grimsby Town di Blundell Park, Drama Adu Penalti Jadi Sorotan

BACA JUGA:10 Ekstrakurikuler yang Bisa Jadi Jalan Emas Menuju PTN dan Beasiswa

Sebagian besar dipasarkan secara grosir ke pasar tradisional di Palembang maupun daerah lain di Sumatera Selatan.

Kini, pemasaran bahkan sudah merambah marketplace sehingga pelanggan dari berbagai daerah di Indonesia bisa membeli.

Bertahan dengan Keterampilan Keluarga

Tak hanya ibu-ibu, sejumlah warga lanjut usia masih setia menganyam rezeki dari layangan. Herman (70), misalnya, tetap membuat layangan dengan bantuan cucunya selepas pulang sekolah. “Saya sudah tua, jadi sehari paling banyak 300 buah. Bahan bambu kami ambil dari kawasan Sungki Kertapati, harganya sekitar Rp30 ribu per batang,” katanya. Dari kerajinan ini, Herman mampu memperoleh penghasilan hingga Rp2 juta per bulan.

Resmi Jadi Kampung Layangan

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan