Jebakan Dopamin Paylater, Cara Algoritma Kendalikan Otak & Trik Mengatasinya
Di balik kemudahan Paylater, ada jebakan dopamin yang mengintai. Kenali triknya, kendalikan otak Anda sebelum dompet terkuras! Foto:Meta AI--
Saat berada di bawah tekanan, stres, atau emosi negatif, seseorang lebih rentan mengambil keputusan finansial yang keliru. Dalam kondisi ini, paylater dapat menjadi pemicu utang berantai.
Kesulitan membayar tagihan tidak hanya berdampak pada kondisi keuangan, tetapi juga memicu kecemasan berkepanjangan. Bahkan, dalam kasus tertentu, risiko depresi meningkat.
Kunci Kendali: Batasi Limit dan Gunakan Secara Terukur
Mengatur batas penggunaan paylater sesuai kemampuan finansial dapat menjaga kestabilan arus kas. Penggunaan yang bijak bahkan bisa meningkatkan skor kredit.
Namun, jika sengaja gagal bayar (galbay), catatan kredit di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK akan tercoreng.
BACA JUGA:Sorak Sorai ASN Prabumulih Warnai Peringatan HUT RI ke-80
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca Sumsel Sabtu 9 Agustus 2025: Hujan Merata dari Siang hingga Malam
Dampaknya panjang: pengajuan kredit lain seperti KPR atau pinjaman usaha bisa tertolak.
Edukasi Finansial Adalah Pertahanan Terbaik
Pakar menegaskan bahwa baik atau buruknya paylater sepenuhnya bergantung pada kesadaran dan pengelolaan individu.
Edukasi keuangan menjadi kunci untuk menghindari jebakan yang merugikan secara finansial maupun mental.
“Jangan tunggu sampai tagihan menumpuk. Gunakan paylater secara sadar, atau lebih baik tidak sama sekali jika kondisi keuangan dan psikologis sedang goyah,” tegas ahli tersebut.
BACA JUGA:Lulusan dari 10 Jurusan Ini Diprediksi Paling Sulit Mendapat Pekerjaan di 2030
BACA JUGA:Rata-Rata 25 Pendaftar per Bulan, Kemenag Prabumulih Tetap Buka Layanan Haji 2025
Kesimpulannya, paylater bukan musuh, tetapi alat. Seperti pisau, ia bisa berguna jika digunakan tepat, namun bisa melukai jika dipakai sembarangan.
