Menguak Gelak Tawa Intelektual 10 Parodi Favorit PMB Universitas Gadjah Mada yang Bikin Ngakak Sampai Sarjana
Kuliah? Siap! Tapi Jangan Lupa Ngakak Bareng Parodi PMB UGM! Dari drama rebutan KRS sampai cinta lokasi panitia dan maba, 10 parodi PMB Universitas Gadjah Mada ini bukan cuma lucu—tapi juga cerdas, kritis, dan penuh satire khas mahasiswa Jogja.--
SUMATERAEKSPRES.ID - Musim Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) di kampus-kampus elite selalu diwarnai dengan ketegangan, harapan, dan tentu saja, secuil drama. di Universitas Gadjah Mada (UGM), salah satu institusi pendidikan terbaik di Indonesia, ada tradisi unik tidak pernah absen parodi PMB.
Bukan sekadar lucu-lucuan, parodi ini adalah cerminan kecerdasan, kreativitas, dan humor khas mahasiswa UGM yang mampu mengubah ketegangan seleksi menjadi gelak tawa yang relateable sekaligus cerdas.
Daftar yang dijamin bikin Anda tersenyum simpul, atau bahkan terpingkal-pingkal!
1. "Pernah Kuliah, Pernah Jadi Panitia" (The Ultimate Relatability)
Ini mungkin adalah parodi paling legendaris yang pernah ada. Dengan gaya mockumentary, parodi ini menyajikan dilema klasik panitia PMB: antara idealisme membantu maba dan realita tugas yang seabrek.
Dialog dialognya yang cerdas dan punchline yang pas sasaran membuat siapa pun yang pernah terlibat di organisasi kampus akan mengangguk-angguk setuju sambil menahan tawa.
BACA JUGA:OKU Timur Jadi Teladan Nasional dalam Penguatan Kepemimpinan Birokrasi
2. "Balada Maba Gagal SNBP" (The Unsung Heroes)
Setiap tahun, ada ribuan mimpi yang tertunda di SNBP. Parodi ini dengan jenaka menggambarkan perjuangan, kekecewaan, dan akhirnya, bangkitnya kembali para pejuang yang gagal di jalur undangan.
Dengan sentuhan humor gelap yang wholesome, parodi ini berhasil mengubah air mata menjadi senyuman, mengingatkan bahwa ada banyak jalan menuju UGM (dan kesuksesan!).
3. "Dilema Kost Dekat Kampus vs. Kost Murah" (The Eternal Struggle)
Bagi calon mahasiswa rantau, mencari kost adalah perjuangan epik.
Parodi ini secara komikal menyoroti konflik abadi antara keinginan memiliki kost mewah nan dekat kampus versus realita dompet yang terbatas, yang akhirnya berujung pada kost di pelosok dengan fasilitas seadanya.
Gestur dan ekspresi para aktornya sungguh mengena!
BACA JUGA: Wabup Yudha Pimpin Pembentukan Panitia HUT RI ke-80, Tekankan Peran Aktif Semua Pihak
BACA JUGA:Raup Cuan di Era Digital, Jualan Pulsa Semudah Sentuhan Layar Lewat BRImo
