Pembiayaan Usaha Mikro Studi Kasus KUR BTN Syariah Mengubah Wajah Ekonomi Pinggiran
Mengubah nasib dari gerobak ke gerai, KUR BTN Syariah hadir bukan sekadar memberi modal—tapi membangun harapan ekonomi pinggiran tanpa riba. Foto:BTN Syariah--
SUMATERAEKSPRES.ID - Ketika sebagian orang memandang usaha mikro sebagai roda kecil dalam sistem ekonomi nasional, BTN Syariah justru melihatnya sebagai poros utama pembangunan inklusif.
Melalui skema Kredit Usaha Rakyat berbasis prinsip syariah, lembaga ini menyalakan obor perubahan di kantong-kantong ekonomi daerah yang kerap terabaikan.
Di pinggir jalan kawasan Bukit Kecil, Sumatera Selatan, berdiri gerobak bakso milik Fauzi, pria berusia 32 tahun.
BACA JUGA:KUR BTN Syariah: Motor Penggerak Ekonomi Mikro di Pinggiran Kota
BACA JUGA:Ketika Amanah Menjadi Modal Menelisik Perjalanan KUR BTN Syariah
Lima tahun lalu, ia hanya mampu berjualan satu mangkuk bakso per sepuluh menit.
Kini, berkat pembiayaan KUR BTN Syariah sebesar Rp10 juta, ia mengembangkan usahanya: membeli gerobak baru, menambah varian menu, dan bahkan merekrut dua tenaga kerja.
“Saya dulu takut pinjam karena takut riba. Tapi sistem syariah itu beda. Saya tahu akadnya sejak awal, dan nggak ada bunga yang bikin gelisah,” ujar Fauzi dengan mata berbinar.
Data internal BTN Syariah menunjukkan bahwa sejak 2022, lebih dari 75% penerima KUR mikro mengalami peningkatan omset minimal 30% dalam satu tahun.
BACA JUGA:KUR BTN Syariah Juli 2025 Solusi Modal Usaha Tanpa Riba UMKM Bangkit
BACA JUGA:Bank BTN Tawarkan Pinjaman Tanpa Jaminan bagi PNS dan PPPK, Ini Tabel dan Keunggulannya
Sektor yang paling terdampak positif meliputi kuliner, pertanian, dan kerajinan tangan.
Dengan margin murabahah yang transparan dan tenor yang fleksibel, pelaku usaha merasa lebih percaya diri untuk berinvestasi dan berekspansi.
Keunikan KUR BTN Syariah bukan hanya pada prinsip tanpa riba, tapi juga pendekatan sosialnya ada pelatihan bisnis, pendampingan keuangan, dan komunitas alumni penerima KUR.
