Adermatoglyphia, Kondisi yang Sebabkan Orang Tidak Punya Sidik Jari “penyakit keterlambatan imigrasi”
ADERMATOGLYPHIA: Kondisi dimana seseorang tidak memiliki sidik jari disebut adermatoglyphia. FOTO: hellosehat--
Fungsi protein SMARCAD1 versi pendek masih sedikit diketahui, tetapi tampaknya berperan dalam pembentukan dermatoglyph atau sidik jari.
Sidik jari ini terbentuk sejak janin berusia 17 minggu dan polanya akan menetap sepanjang hidup.
Sekalipun kulit mengalami luka, hal ini tidak akan merubah pola sidik jari seseorang.
Lapisan kulit baru yang tumbuh setelah luka sembuh tetap akan membentuk pola sidik jari yang sama.
Aktivitas protein SMARCAD1 pendek ini kemungkinan merupakan salah satu dari beberapa faktor yang menentukan pola sidik jari unik setiap orang.
BACA JUGA:Rahasia Hilangkan Flek Hitam dengan Air Mawar, Simak Cara Ampuhnya!
BACA JUGA:WAJIB TAU, Begini 7 Cara Mudah Menghilangkan Bekas Gigitan Nyamuk pada Kulit
Faktor risiko
Peneliti sepakat bahwa adermatoglyphia adalah kelainan yang diwariskan dalam pola dominan autosomal.
Artinya, satu salinan gen SMARCAD1 yang berubah di setiap sel cukup untuk menyebabkan seseorang tidak memiliki sidik jari.
Malansir situs MedlinePlus, pada banyak kasus, orang yang terkena adermatoglyphia memiliki satu orang tua dengan kondisi tersebut.
Sampai sekarang kondisi tidak punya sidik jari belum didokumentasikan dengan baik dalam penelitian forensik.
Gangguan kulit ini menyebabkan beberapa kesulitan salah satunya untuk identifikasi data seseorang.
Untuk orang dengan adermatoglyphia, proses identifikasi secara biometrik dalam perjalanan internasional, akan sulit dilakukan.
Oleh sebab itu, kondisi ini juga dikenal sebagai “penyakit keterlambatan imigrasi”. (lia)
