Semua Pengedar Bungkam soal Asal Narkoba, Polda Musnahkan 11,8 kg Sabu-1.343 Butir Ekstasi
PEMUSNAHAN NARKOBA: Para pengedar dihadirkan untuk menyaksikan pemusnahan barang bukti sabu 11.783,92 gram dan 1.317 butir ekstasi di Mapolda Sumsel, kemarin. FOTO:ZULKARNAIN/SUMEKS--
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumatera Selatan (Sumsel) memusnahkan 11.838,64 gram (11,8 kg) sabu dan 1.343 butir ekstasi. Pemusnahan dengan cara dicampur cairan pembersih, lalu diblender.
Semua narkoba itu barang bukti kasus narkotika selama Mei 2025. Pemusnahan bertempat di halaman Direktorat Narkoba polda Sumsel, Kamis (19/6) sekitar pukul 09.00 WIB.
BACA JUGA:Aksi Cepat Jatanras Polda Sumsel Grebek TO Bersenpi Sembunyi Narkoba di Saku Celana
BACA JUGA:Pengedar Narkoba di OKI Ditangkap Saat Salat Maghrib, Warga Sempat Halangi Polisi
Dipimpin Wadir Narkoba Polda Sumsel AKBP Harisandi, perwakilan Kejati Palembang dan Bidlapfor Polda Sumsel.
Dijelaskan AKBP Harisandi, sepanjang Mei 2025 pihaknya mengungkap 11 laporan polisi (LP), dengan 16 tersangka dari enam lokasi tindak pidana.
Rinciannya, di wilayah Musi Banyuasin (3 LP), Banyuasin (2 LP), Palembang (2 LP), Muara Enim (2 LP), Prabumulih (1 LP) dan OKU (1 LP).
“Total barang bukti sabu yang dimusnahkan 11.783,92 gram dan 1.317 butir ekstasi, itu setelah disisihkan sebagian kecil untuk kebutuhan pembuktian di pengadilan dan laboratorium forensik,” bebernya.
Ditambahkan AKBP Harisandi, dengan asumsi 1 gram sabu bisa digunakan 10 orang dan 1 butir ekstasi dikonsumsi 2 orang, maka dengan pemusnahan ini Polda Sumsel menyelamatkan 121.072 jiwa dari bahaya penyalahgunaan narkoba.
Dalam pengembangan kasus, para tersangka tidak mengakui dari mana barang haram tersebut berasal.
"Jaringan mereka sangat rapi. Hampir semua pelaku yang ditangkap bungkam soal asal barang. Tapi pola distribusinya menunjukkan keterlibatan sindikat besar," jelasnya.
Menurutnya, Sumatera Selatan saat ini menjadi pasar yang sangat potensial sekaligus rawan peredaran narkoba.
Hal ini dipicu faktor geografis, kepadatan penduduk, dan keterhubungan jalur darat dengan wilayah perbatasan seperti Jambi dan Riau.
Jalur masuk paling sering digunakan pengedar dari arah Jambi ada dua koridor. Pertama jalur Jambi-Muba (Musi Banyuasin) dan kedua Jambi-Muratara.
