Sumatera Ekspres | Baca Koran Sumeks Online | Koran Sumeks Hari ini | SUMATERAEKSPRES.ID - SUMATERAEKSPRES.ID Koran Sumeks Hari ini - Berita Terhangat - Berita Terbaru - Berita Online - Koran Sumatera Ekspres

https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Mitsubishi baru

Tidak Jelas Regulasi ‘Pendisiplinan Mendidik’ vs ‘Kekerasan’, Guru Merasa Tidak Dilindungi Sekolah

-Foto : net-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID- Kesalahpahaman di dunia pendidikan, tidak hanya oleh sesama peserta didik. Tapi juga ada yang terjadai antar guru, dengan orang tua, dan pihak sekolah. Ini yang menjadi fokus perhatian, pada Hari Guru Nasional yang diperingati setiap 25 November.

 Drs H Riza Fahlevi MM selaku Fungsional Utama selaku Analis Kebijakan Ahli Utama Sumsel, menilai ada beberapa perspektif dan alternatif solusi dari berbagai permasalahan tersebut dapat dikemukakan dalam analisis.

"Beberapa waktu yang lalu terjadi fenomena di dunia pendidikan, yaitu peningkatan kasus pelaporan guru (kriminalisasi) dan konflik internal (guru vs kepsek), merusak wibawa profesi dan disiplin sekolah,” ucap Riza, kepada Sumatera Ekspres, Senin (24/11)

“Konflik guru-siswa-orang tua sering naik ke ranah hukum karena kegagalan mediasi institusi (sekolah dan PGRI) dan interpretasi hukum yang ambigu terhadap tindakan pendisiplinan guru," tambah Riza, yang juga Dosen Praktisi pendidikan FKIP Universitas Sriwijaya.

Lanjut dia, Analisis Masalah, adanya regulasi perlindungan guru tidak membedakan jelas antara ‘pendisiplinan mendidik’ vs ‘kekerasan’, yang menciptakan fear factor di kalangan guru. 

BACA JUGA:Lomba Mancing Meriahkan HUT PGRI ke-80 dan Hari Guru Nasional 2025 di Palembang

BACA JUGA:Prabowo Umumkan Kenaikan Gaji Guru pada Hari Guru Nasional 2024

"Komite Sekolah lemah sebagai mediator; Kepala Sekolah kurang kompeten dalam manajemen konflik internal; PGRI terlambat bertindak. Dan Lemahnya pemahaman orang tua mengenai batasan dan peran kemitraan pendidikan," terangnya. 

Beberapa perspektif tentang kelasahpahaman antar guru, menurutnya dipicu stres dan kelelahan. "Guru mungkin mengalami stres dan kelelahan akibat beban kerja yang berat, tekanan waktu, dan tuntutan yang tinggi,"katanya. 

Kemudian, kurangnya penghargaan. "Guru mungkin merasa tidak dihargai atau diakui atas kerja keras mereka, baik dari pihak sekolah maupun orang tua siswa," terangnya.

Lanjut Riza, guru mungkin mengalami kesulitan dalam mengelola kelas atau menangani masalah siswa, yang dapat menyebabkan frustrasi dan kemarahan. Selain itu guru merasa tidak mendapatkan dukungan yang cukup dari pihak sekolah atau orang tua siswa, dalam menangani masalah yang dihadapi. 

 "Guru mungkin mengalami tekanan administratif yang tinggi, seperti pengisian dokumen dan pelaporan,yang dapat menyebabkan stres dan kelelahan," sambung Riza.

BACA JUGA:Mendikdasmen Abdul Mu’ti Tekankan 3 Makna Guru Hebat dalam Pidato Hari Guru Nasional 2024, Ini Katanya!

BACA JUGA:Kado Kecil dari Siswa untuk Guru, Pengingat Peran Pahlawan Tanpa Tanda Jasa di Hari Guru

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan